Muslim Denmark "Lokalisir" Persoalan Kartun, Cegah Reaksi Kemarahan Meluas

Warga Muslim Denmark berupaya agar kasus cetak ulang kartun Nabi Muhammad Saw oleh koran-koran Denmark, tidak menimbulkan dampak luas seperti yang terjadi tahun 2005 lalu ketika kasus kartun ini pertama kali muncul, yang menimbulkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Imam Besar Al-Azhar, Syaikh Muhammad Sayed Tantawi pun menyatakan tidak akan melakukan intervensi dalam masalah ini, dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi warga Muslim Denmark untuk menyelesaikan masalah ini dengan pemerintah Denmark.

"Kami menyesalkan cetak ulang kartun-kartun yang melecehkan Nabi Muhammad Saw, tapi kami tidak akan ikut campur sesuai dengan permintaan warga minoritas Muslim di Denmark, " kata Syaikh Tantawi.

"Mereka (warga Muslim di Denmark) mengatakan bahwa mereka bisa menghadapi masalah ini. Mereka takut reaksi berupa kemarahan umat Islam akan membuat masyarakat Denmark dikucilkan dan membuat suasana menjadi lebih rumit, " sambungnya.

Warga Muslim Denmark yang jumlahnya lebih dari 200.000 orang atau sekitar tiga persen dari total populasi negeri itu, mengecam keras 17 media cetak Denmark yang menampilkan kembali kartun-kartun kontroversial tersebut. Namun para pemuka Islam, termasuk jajaran pengurus lembaga waqaf Islam di Denmark menghimbau agar warga Muslim tetap tenang dan menahan diri.

Sementara itu, kecaman dan protes terhadap Denmark mulai mengalir. Seorang anggota parlemen Kuwait, Waleed al-Tabtabai mendesak pemerinta Kuwait segera memboikot produk-produk Denmark. Di Karachi, Pakistan, ratusan mahasiswa juga sudah menggelar aksi unjuk rasa. Di Jalur Ghaza, Hamas menyatakan bahwa tindakan media-media cetak Denmark menampilan kembali kartun-kartun Rasulullah merupakan tindakan yang melecehkan puluhan juta umat Islam di dunia. Hamas menyerukan dunia Arab dan negara-negara Muslim menggunakan pengaruhnya untuk mengakhiri "kampanye teroganisir yang bertujuan menyebarkan kebencian terhdap Islam dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi."

Sementara itu, pemerintah Iran sudah memanggil duta besar Denmark di negaranya, dan menyampaikan protes keras atas penerbitan kembali kartun-kartun Nabi Muhammad Saw.

Dalam krisis kartun yang sama tahun 2005 lalu, perusahaan-perusahaan Denmark mengalami kerugian sebesar 1, 5 juta dollar per hari, akibat boikot yang dilakukan umat Islam sedunia terhadap produk-produk Denmark. Perusahaan terkemuka Denmark Arla Food, perusahaan yang paling terkena dampak boikot, akhirnya mengeluarkan kecaman terhadap publikasi kartun-kartun tersebut dan memohon agar negara-negara Arab dan Muslim menghentikan boikot. Boikot nampaknya menjadi senjata ampuh untuk melawan mereka yang telah dengan sombongnya melecehkan Islam dan umat Islam. (ln/iol)