Muslim dan Non Muslim Republik Malawi Dukung Poligami

Kalangan Muslim dan Non Muslim di Republik Malawi mengkritik kampanye yang dilakukan sejumlah organisasi perempuan untuk dibentuknya undang-undang yang melarang poligami.

Para aktifis perempuan itu mengatakan bahwa undang-undang itu diperlukan lantaran poligami akan memunculkan problematika sosial dan penyakit di kalangan masyarakat seperti penyakit aids yang kini menyebar di banyak tempat di Selatan Afrika.

Menurut Stewart Shepofea, tokoh kabilah Utara Malawi, “Organisasi-organisasi perempuan itu harusnya menyorot krisis penyimpangan seksual dan perzinahan yang terjadi, bukan pada aspek poligami yang memang sudah dibolehkan oleh syariat dalam Islam.”

Syaikh Muhammad Otsman, sekjen ulama Malawi juga sepakat dengan yang dikatakan Shipofea. Ia mengatakan, “Yang membuat kami tidak mengerti adalah, para tokoh organisasi perempuan itu justru tidak memerangi kondisi amoral seperti rumah bordil, penyimpangan seks dan semacamnya.”

Organisasi perempuan itu mengangkat issu anti poligami dengan meminta pemerintah memberikan larangan terhadap poligami. Namun mereka ditentang oleh banyak masyarakat Malawi, tak peduli kaum Muslim dan non-Muslim. Kalangan non-Muslim menegaskan bahwa poligami bisa menolong Malawi untuk mengatasi banyak persoalan, karena saat ini jumlah kaum perempuan di Malawi jauh lebih banyak daripada jumlah laki-laki.

Dalam hal ini, kabilah Sipupiyas, yang merupakan kabilah tradisional di Malawi menegaskan bahwa poligami adalah solusi untuk mengatasi krisis populasi yang didominasi oleh perempuan. Justru, ia menjelaskan, bahwa penyebaran aids adalah karena menjamurnya rumah-rumah bordil yang dilakoni oleh perempuan dan laki-laki yang tak memiliki ikatan suami isteri.

Memang, krisis aids menjadi momok paling menakutkan di Malawi. Dalam penelitian, disebutkan 14% penduduk Malawi mengidap penyakit hilangnya kekebalan tubuh itu. Dan sudah ada 78 ribu orang yang meninggal karena penyakit yang ada kaitannya dengan aids. Ditambah lagi, peningkatan para penderita aids yang terus bertambah setiap tahunnya sekitar 100 ribu orang.

Islam sendiri merupakan agama kedua di Malawi setelah Kristen. Kaum Muslimin berjumlah 12% dari total jumlah penduduk yang mencapai 12 juta orang. (na-str/iol)