Kucuran dana bantuan untuk pendirian 70 Masjid dan Mushalla di Austria hingga meliputi ibukota Viena, guna memenuhi kebutuhan ibadan lebih dari 120 ribu Muslim, memunculkan beda pendapat. Sejumlah tokoh minoritas Muslim memandang dana besar pembangunan masjid dan mushalla itu sebaiknya digunakan untuk proyek investasi yang secara ekonomi bisa membantu kehidupan minoritas Muslim.
Di sisi lain, sejumlah tokoh Muslim memandang peran penting pendirian masjid ini, tidak bisa digantikan karena fungsinya untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai kebudayaan dan sosial Islam di kalangan Muslim Austria.
Naef Zaidani (26), mahasiswa fakultas kedokteran mengatakan, “Masjid-masjid itu tidak optimal manfaatnya kecuali pada hari-hari besar Islam seperti Ramadhan saja. Selain itu, jumlah orang yang melakukan shalat di masjid pun bisa dihitung oleh jari tangan. Kenapa jumlah masjid baru ditambah sedemikian banyak? Sementara banyak masalah perekonomian yang dialami kaum Muslimin?”
Zaidani mengusulkan agar dana pembangunan masjid itu digunakan untuk pembuatan rumah khusus untuk pelajar dan mahasiswa Muslim, atau dengan membangun yayasan tertentu yang bisa memberi beasiswa bagi relajar dan mahasiswa Muslim yang prestasi belajarnya bagus. “Ide seperti ini sudah diterapkan oleh sejumlah organisasi keagamaan selain Islam,” ujarnya.
Haitsam Gharib (24) berpendapat sama. Haitsam yang kuliah di fakultas ekonomi itu mengatakan, “Harus ada pengorganisasian yang baik dalam distribusi dana bantuan. Lebih baik kita melihat lingkungan terdekat kita dahulu. Jika kita memperhatikan masalah pertolongan kepada orang yang membutuhkan di sini, kita akan menjadi mandiri dan produktif.”
Ide pemanfaatan dana bantuan untuk investasi juga didukung oleh Amir Zaidan yang merupakan Direktur Ma’had Islam. Namur ia melihat proyek investasi itu bisa dilakukan dengan optimalisasi peran masjid dengan pelatihan para imam dan pengembangan ilmu kaum Muslimin dalam berbagai bidang ilmu. (na-str/iol)