Council on American-Islamic Relations (CAIR) menyatakan, pernyataan Presiden Bush yang mengatakan bahwa keberhasilan untuk menggagalkan rencana serangan ke pesawat-pesawat komersial Inggris sebagai bagian dari ‘perang dengan Islam Fasis’, akan memicu munculnya ketegangan anti Muslim.
Nihad Awad, direktur eksekutif CAIR mengkritik istilah ‘fasis Islam’ yang digunakan Bush. Menurutnya, mengasosiasikan Islam dan umat Islam dengan fasisme adalah tindakan yang kontraproduktif.
"Kita wajib mengambil pelajaran dari insiden-insiden ini untuk meyakinkan bahwa kita tidak sedang memulai perang terhadap Islam dan Muslim. Kami mendesak Bush dan pejabat publik lainnya untuk menahan diri," kata Awad dalam keterangan persnya di Washington.
Warga Muslim di AS banyak yang tidak berkenan dengan istilah ‘fasis Islam’ yang digunakan Bush. Mereka menyatakan, sungguh tidak adil menghubung-hubungan keyakinan agama mereka dengan kediktatoran, penindasan dan rasisme.
"Yang jadi masalah dari istilah itu adalah, melekatkan agama Islam dengan tirani dan fasisme," kata Edina Lekovic, juru bicara Muslim Public Affairs Council di Los Angeles.
Istilah semacam itu, menurut Lekovic, menimbulkan kecurigaan pada semua umat Islam, padahal sebagian besar Muslim AS menginginkan hidup yang aman seperti yang diinginkan rakyat AS lainnya.
Aktivis Muslim dari Texas, Muhamad Elibiary menyatakan dirinya sangat kesal dengan komentar Bush yang menyebut ‘fasis Islam’. "Usamah bin Ladin telah membajak agama Islam dan mendefinisikannya secara sepihak. Saya merasa bahwa Presiden dan siapapun yang menggunakan terminologi semacam itu juga membajak agama Islam dari sisi yang berbeda."
Peringatan AS di India
Di India, kedutaan besar AS mengingatkan warga negaranya yang berada di negara itu untuk mewaspadai serangan teroris yang kemungkinan akan dilakukan al-Qaidah di New Delhi dan Mumbai, menjelang hari kemerdekaan India minggu depan.
Juru bicara kedubes AS di India mengatakan,"Kami telah meminta warga negara AS untuk waspada, tetap low profile dan memperhatikan lingkungan sekitarnya."
"Kedutaan besar telah mempelajari bahwa para teroris, kemungkinan termasuk anggota al-Qaidah diduga akan melakukan sejumlah serangan di New Delhi dan Mumbai," sambungnya.
Menurut juru bicara itu, agen-agen AS sudah mengumpulkan informasi dan kedubes sudah menggalang kerjasama dengan pemerintah India.
"Targetnya kemungkinan termasuk bandara, kantor-kantor pemerintahan India yang penting dan tempat-tempat keramaian seperti hotel dan pasar," katanya lagi. (ln/Islamicity)