Minoritas Muslim AS mengambil pelajaran dari pengalaman politik mereka di masa lalu. Kini mereka mulai melakukan kampanye aktif dengan mengangkat jargon “Voting is Power”.
Jargon itu digunakan untuk menggiring kaum Muslimin di AS sebagai komunitas yang satu sehingga keterlibatan mereka dalam pemilu presiden AS, menjadi efektif dan positif untuk kepentingan Muslim minoritas.
Khalila Shabra, Ketua Organisasi Kemerdekaan Masyarakat Muslim Amerika menerangkan, “Kami yakin bahwa kaum Muslimin bisa mempunyai komitmen yang kuat terhadap demokrasi, kemajuan dan perangkat lazim dalam proses pemilu. ”
Menurut Khalila apa yang diinginkan itu tidak bisa terwujud kecuali dengan cara belajar dan upaya menggali informasi. Karena itulah, ia menambahkan, kampanye “Voting is Power” dilakukan “untuk mengulurkan tangan bagi kaum Muslimin, agar mereka mau terlibat aktif dalam pemilu yang akan datang. ”
Melalui organisasi yang dipimpinnya, yang juga di bawah koordinasi Council on American-Islamic Relation (CAIR), ia melakukan kampanye itu. Mereka menemui para delegasi dari kampanye Presiden yang terdiri dari anggota Kongres AS yang kini masih aktif maupun non-aktif. Mereka juga mengundang tokoh-tokoh partai, utamanya dua partai besar di AS, partai Demokrat dan partai Republik, untuk berkumpul dengan seorang anggota kongres yang beragama Islam, Keith Ellison.
Pertemuan yang mereka lakukan adalah bagian dari program CAIR sebagai organisasi Islam terbesar di AS dan mempunyai lebih dari 50 cabang di 35 wilayah di AS. Target program ini adalah menarik perhatian umat Islam untuk berkontribusi politik dalam pemilu presiden yang ke 55 mendatang, yang rencananya akan diselenggarakan satu tahun lagi, November 2008. (na-str/iol)