Muslim AS dan masyarakat lainnya menyatakan ketidaksetujuan atas kebijakan agen-agen keamanan AS yang dapat menyadap langsung ke server penyedia internet untuk jutaan nomor telepon di AS .
“Laporan terbaru dari FBI dan National Security Agency (NSA) yang akan memata-matai jutaan panggilan telepon Amerika, email, dan komunikasi internet lainnya , tidak dapat diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai Amerika, itu onskonstitusional ,” kata Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“CAIR dan organisasi kebebasan sipil lainnya sangat curiga bahwa pemerintah federal juga mengumpulkan data pembicaraan dari semua operator telepon besar lainnya.”
Reaksi kemarahan dimulai sejak surat kabar Inggris Guardian melaporkan pengadilan secara rahasia telah memerintahkan perusahaan telepon Verizon untuk menyerahkan ‘Metadata’ pembicaraan telpon kepada NSA.
Laporan itu diungkap juga oleh Washington Post dan The Guardian bahwa NSA menyadap langsung ke server dari sembilan perusahaan internet termasuk Facebook, Google, Microsoft dan Yahoo untuk melacak komunikasi online dalam program yang dikenal sebagai Prism.
Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, menurut berita , Ia mengatakan “keterlaluan” dan menyangkal keterlibatan Facebook dalam program tersebut.
“Kami tidak pernah menerima permintaan atau perintah dari pihak pengadilan dari setiap instansi pemerintah apapun untuk meminta informasi atau metadata dalam jumlah besar, seperti Verizon yang dikabarkan bahwa mereka menerimanya,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada halaman Facebook-nya.
“Dan jika kami mendapatkannya, kita akan melawannya agresif. Kita bahkan tidak mendengar program Prism sebelumnya.” Tambahnya.
“Media melaporkan bahwa Google telah menyediakan akses terbuka ke seluruh data pengguna kami ‘adalah palsu’,” ujar Larry Page, CEO Google , menulis dalam sebuah blogpost pada hari Jumat sore.
Masing-masing dari sembilan situs yang disebutkan dalam informasi bocoran telah membantah menyediakan akses “langsung” sistem dan server mereka, tetapi pemerintah AS telah mengakui keberadaan program Prism, yang menurut para pejabat Washington mengatakan informasi itu targetnya hanyamendeteksi tersangka yang berasal dari luar AS. (OI.Net/HK)