Council on American-Islamic Relations (CAIR), organisasi advokasi bagi warga Muslim di AS berangkat ke Timur Tengah untuk membantu upaya pembebasan wartawati AS yang disandera di Irak dan terancam dibunuh oleh para penculiknya.
Pada hari ini, Kamis (19/1) CAIR rencananya akan menggelar keterangan pers di Amman, Yordania. Kemudian pada hari Jumat besok, CAIR akan melakukan konferensi pers di Baghdad. CAIR berharap pernyataan mereka disiarkan oleh televisi-televisi Arab dan disaksikan oleh para pemirsanya. CAIR juga akan meyakinkan para penculik agar membebaskan Jill Carroll wartawan freelance Christian Science Monitor yang berbasis di Boston.
"Kami akan mengambil langkah serius atas nama warga Muslim AS dan kami berharap kata-kata kami akan didengar dan permohonan kami akan dikabulkan," kata Nihad Awad, Direktur Eksekutif CAIR.
"Kami sudah membaca hasil liputannya (Jill Carroll) dan meskipun kami tidak kenal dia, kami tahu bahwa menculik orang dan melukai orang tak berdosa adalah perbuatan yang salah," sambung Awad.
Carroll, 28, diculik pada 7 Januari lalu di salah satu wilayah paling berbahaya di kota Baghdad. Ia sedang mengendarai kendaraannya untuk bertemu dengan seorang politisi Arab Sunni, yang ternyata tidak muncul wawancara. Penerjemah Carroll dibunuh, sopirnya dibebaskan dan Carroll sendiri ditawan hingga sekarang.
Para penculik Carroll mengancam akan membunuhnya pada Jumat besok, kecuali semua kaum perempuan Irak yang berada dalam tahanan militer dibebaskan. Menurut juru bicara militer AS, Sersan Stacy Simon, saat ini ada 8 wanita Irak yang berada dalam tahanan AS, namun Simon tidak bersedia memberikan detilnya.
Juru bicara Gedung Putih Scott McClellan menegaskan bahwa upaya ‘pembasan Carroll’ merupakan prioritasnya dan ia tidak mau bicara lebih banyak lagi mengingat situasinya sangat sensitif. (ln/Islamicity/aljz)