Musim haji membuka kesempatan kerja bagi sekitar lima ribu pengangguran di Arab Saudi, meski mereka hanya bekerja musiman selama 75 hari saja.
Kepala kantor kementerian Haji wilayah Madinah, Hassan Bakri mengatakan, lapangan pekerjaan itu tersedia lewat jalur pemerintah dalam upaya memfasilitasi para jamaah haji, termasuk penyediaan transportasi umum dan bantuan terhadap jamaah haji yang kesasar.
"Saat ini ada 500 anak muda yang sudah bekerja di kementerian haji. Banyak dari mereka usianya antara 20 sampai 35 tahun," kata Bakri.
Para pemuda itu bekerja di pintu-pintu masuk dan keluar Madinah dan di tempat-tempat yang banyak dikunjungi jamaah haji. Mereka bertugas untuk melayani dan memberikan informasi bagi para jamaah haji itu.
Sementara itu, Kepala perusahan angkutan National Adilla Establishment, Yusuf Said Hawala mengatakan, perusahaannya sudah merekrut sekitar 3.200 orang setiap musim haji dan 95 persen dari mereka adalah warga Arab Saudi. Sisanya berasal dari berbagai kebangsaan terutama untuk tenaga penerjemah untuk bahasa Perancis, Jerman, Urdu, Italia, Indonesia dan banyak lagi bahasa lainnya. Rata-rata mereka digaji sebesar 4.500 riyal per bulan.
Muhammad Saleh Sukri, perusahaan sindikasi kendaraan di Madinah mengungkapkan, perusahaannya membutuhkan lebih dari 2.000 pegawai musim haji tahun ini, terutama tenaga sopir.
"Para sopir itu mengantarkan para jamaah dari bandara ke Madinah dan Makkah, dan tempat-tempat lainnya seperti Mina, Arafah dan Muzadalifah," kata Sukri.
"Bis-bis juga membawa para jamaah haji kembali ke bandara setelah mereka menyelesaikan ibadah haji. Semuanya berjalan menurut jadwal dan waktu yang telah ditentukan oleh kementerian haji," jelasnya.
Sukri menambahkan, 80 persen dari tenaga sopir adalah warga Saudi. Selebihnya kebanyakan dari Mesir.
Seorang mahasiswa Saudi, Ali Al-Amri yang bekerja sebagai tenaga entry data paruh waktu mengaku senang bisa melayani para jamaah haji dan mendapatkan uang dari pekerjaannya itu.
"Lebih baik menginvestasikan waktu saya untuk bekerja daripada membuang waktu dengan jalan-jalan atau menghabiskan waktu di coffe shop," kata Al-Amri.
Pemuda Saudi lainnya Yahya Al-Zahrani bekerja sebagai sopir di sebuah institusi haji. "Meski menyetir mobil sangat berat dan melelahkan karena dilakukan selama berjam-jam, tapi tetap menyenangkan bisa melayani para jamaah haji. Saya senang berkendaraan dan saya punya taksi sendiri, tapi selama musim haji, saya mengabdikan seluruh waktu saya sebagai sopir bagi para jamaah," ujarnya.
Pekerja musiman lainnya, Sami Al-Magmasi mengatakan, karena ia pengangguran, ia sangat bergantung pada musim haji dan umrah supaya bisa mendapatkan uang. "Saya putus sekolah di kelas lima," kata Al-Magmasi.
"Pekerjaan-pekerjaan itu memberikan kesempatan besar bagi saya. Dan orang yang tidak punya pekerjaan seperti saya bahkan bisa menabung sedikit selama musim haji dan umrah yang bisa menutupi kebutuhan hidup selama saat musim haji berakhir," sambungnya.
Al-Magmasi meminta agar otoritas berwenang memberikan peluang kerja seperti ini sepanjang tahun untuk mengurangi jumlah pengangguran di Saudi. (ln/arabnews)