Iran mengalami musim dingin terburuk selama kurun waktu 40 tahun, di mana suhu udara mencapai minus 24 derajat celcius sehingga mulai menelan korban.
Salju yang turun selama dua hari dan begitu pekat, menyebabkan sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintahan di ibukota Iran, Teheran meliburkan para siswa dan pegawainya. Hal serupa juga terjadi di kota-kota lainnya di utara Iran.
Ketua Pusat Pengendalian Bencana Alam Iran, Hossein Bagheri pada kantor berita ISNA mengatakan, cuaca buruk dan salju tebal telah menelan korban puluhan orang. Delapan orang yang terjebak di jalan, meninggal karena udara yang sangat dingin dan membeku. Sedangkan 20 orang lainnya tewas akibat kecelakaan lalu lintas, 290 orang luka-luka dan hampir 40. 000 orang terlantar di jalan pada hari pertama salju tebal turun di hari Sabtu kemarin. Regu penolong membawa mereka yang terlantar ke sekolah-sekolah dan masjid-masjid terdekat.
Cuaca buruk juga menyebabkan sejumlah penerbangan terganggu. Kantor berita Iran, IRNA melaporkan, pemberangkatan pesawat-pesawat Bandara Internasional Imam Khomeini dibatalkan, menyebabkan ratusan penumpang terlantar. Di antara para penumpang di bandara adalah tim sepakbola Jerman Hansa Rostock, yang sudah tiga hari terjebak cuaca buruk di Iran. Tim sepakbola ini berkunjung ke Iran dalam rangka pertandingan persahabatan dengan tim sepakbola nasional Iran.
Siaran televisi Iran menyebutkan, di kota Shahre Kord sebelah Barat Iran, suhu udara pada malam hari mencapai minus 24 derajat Celsius, sementara di Teheran minus 7 derajat Celsius. Yang memprihatinkan, sejumlah kota di utara dan barat Iran, pasokan gas untuk pemanas terputus.
Dinas lalu lintas jalan raya menghimbau agar para pengguna kendaraan tidak bepergian jika tidak sangat penting, karena jalan-jalan utama banyak yang tertutup salju tebal.
Letak geografis kota Teheran dan beberapa kota di bagian tengah dan utara Iran yang berada lebih dari 1. 000 meter di atas permukaan laut, menyebabkan kota-kota itu kerap dilanda hujan lebat dan salju tebal pada musim dingin. Bahkan wilayah padang tandus di Kavir-e Lut sebelah barat daya Iran, untuk pertama kalinya menjadi ladang salju yang sangat luas. (ln/al-arby)