Sejak dari mulanya musik Hip Hop telah dikaitkan dengan Islam, akan tetapi banyak dari para rapper Amerika yang memiliki keyakinan beragama tetap melanjutkan musik mereka dengan lirik-lirik yang berisi pemujaan kepada kehidupan materialisme. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, para rapper Muslim telah melangkah jauh dari mainstream yang ada dengan memanfaatkan talenta menyanyi hip hop dengan mebawa pesan-pesan Islam di dalam lagu mereka.
Meskipun musik hip hop bukan merupakan bisnis utama para rapper Muslim, tetapi penjualan musik tersebut setahun bisa mencapai 1,8 miliar Dolar di Amerika Serikat. Dan berkembang pesat di Eropa dan Timur tengah.
Lagu mereka jauh dari unsur sex, narkoba dan kehidupan Gank karena Grup musik Hip Hop Muslim telah memilih untuk mengambil ide-ide lagu mereka dari kitab suci Al-Quran yang mana mereka berharap bisa ‘mendakwahkan’ Islam kepada umat Islam sendiri maupun non Islam melalui lirik-lirik lagu yang mereka nyanyikan.
"one billion strong, all year long. Prayers to Allah, even in Hong Kong. Can never be wrong if we read the Quran, cause it’s never been changed since day one,"
Salah satu lirik dari lagu Hip Hop milik grup Native Deen yang berbasis di AS, grup ini di dirikan pada tahun 2000 oleh tiga orang muslim Amerika yang menfokuskan diri menyampaikan pesan-pesan positif pada lagu mereka.
"Ini benar-benar tentang pesan, ketika anda mendengarkan lirik-lirik lagu kami, semua ini tentang bagaimana mencoba membuat kaum Muslimin dan non Muslim menjadi masyarakat yang baik," kata salah seorang anggota Native Deen – Abdul malik Ahmad kepada AlArabiya.net
Hip Hop dan Islam
Bahkan rapper yang bukan Muslim pun seperti Fugees atau Nas membuat lirik lagu mereka mengambil referensi dari Islam seperti "started praying to Muhammad and Allah, the most beneficial, through you all things are possible, I know you’re listening," salah satu lirik lagu Undying Love yang dinyanyikan Nas.
"Alasan orang mencoba untuk mengikat Islam dan Hip Hop secara bersama adalah karena hip hop pertama kali dimulai oleh mayoritas dari rapper Five-Percenters yang merujuk kepada salah satu kelompok Nation of Islam," kata Napoleon salah seorang mantan anggota dari grup Tupac Shakur’s Outlawz, kepada AlArabiya.net,
Napoleon memberikan beberapa contoh rappers menonjol yang telah masuk Islam seperti Busta Rhymes, Wutang Clan’s Ghostface Killah, Scarface, Freeway dan Beanie Segal.
Mantan anggota grup Outlaw ini meninggalkan kehidupan mewah seorang rapper menjadi seorang yang membaktikan dirinya kepada Islam dan merubah gaya hidup Hip hop dengan nilai-nilai Islam.
"Saya percaya musik hip hop dan Islam tidak kompatibel karena pada dasarnya kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang berbeda," kata dia. "Jenis industri seperti ini bisa membuat orang jauh dari agama mereka, anda mungkin memulai dengan sesuatu yang baik tapi disain dari industri musik memaksa anda harus pergi ke club dan pesta," tambah dia, "Diperlukan individu yang kuat untuk bisa bisa bertahan dan berjuang terhadap godaan-godaan seperti itu."
Tapi buat sebagian orang, seperti seorang rapper Amerika Mos Def yang telah masuk islam sejak berumur 19 tahun, hubungan antara kedua hal itu (hip hop dan Islam) berasal dari kitab suci Alquran.
"Hip hop dan teks Alquran berbentuk seperti puisi," kata Mos Def kepada situs Jerman Qantara.de. "Keduanya memiliki pola seperti sajak dan menyampaikan informasi penting dalam bentuk singkat."
Eman Tai seorang muslimah dan juga juru bicara dari "Calligraphy of Thought" mempunyai pendapat dan berkata :"Buku-buku hukum tradisional dan filosofi dari islam yang ditulis dalam bait-bait jika dibacakan oleh mahasiswa dan ditambahkan dengan tabuhan drum maka suaranya seperti musik Rap.
Musik = haram
Beberapa ulama Islam telah menyatakan bahwa lagu yang diiringi dengan alat-alat musik adalah haram, atau terlarang tetapi bagi rapper Muslim mereka akan tetap bertekad untuk menyampaikan Islam kepada anak muda dalam bentuk yang mereka dapat pahami.
Native deen percaya mereka telah menemukan jalan tengah dari persoalan tersebut yaitu dengan hanya menggunakan instrumen musik perkusi.
"Kami telah berkonsultasi dengan para ulama dan memutuskan jalan terbaik untuk orang-orang mendengarkan musik kami dan mendapat manfaat dari hal tersebut adalah dengan menggunakan instrumen perkusi," kata Ahmad salah anggota dari native Deen. "Kami menemukan bahwa mayoritas kaum muslimin masih mempermasalahkan beberapa alat musik tapi mereka menyetujui alat musik perkusi."
Grup hip hop muslim Amerika – 3lim, yang berarti pengetahuan dalam bahasa Arab – mengatakan musik hip hop berbicara tentang kehidupan yang jatuh bangun dan ketidak adilan yang terjadi diseluruh dunia," kata Hassan Sultan anggota grup tersebut yang merupakan orang Amerika keturunan Palestina. "Ini mendakwahkan Islam dengan cara yang tidak langsung, tapi tidak memaksa dan mendorong orang untuk harus menjadi Islam.
Kelompok 3lim mengatakan mereka ingin menyampaikan pesan positif dalam lagu-lagu mereka.
Sultan mengatakan grup musik mereka hadir untuk semua kalangan baik muslim maupun non muslim, yang mencoba mengkounter pesan-pesan negatif dari musik-musik kontemporer. Dia menambahkan grup musik mereka tidak mengakui musik adalah haram dan mengatakan bahwa instrumen musik yang digunakan adalah suara yang dihasilkan dari komputer.
"Pesan bisa jadi positif tetapi jika tidak sesuai dengan Sunnah (ajaran) Nabi Muhammad, maka itu tidak dapat diterima," kata Napoleon, yang juga dikenal sebagai Mutah Beale, berargumentasi.
Menurut Quran dan Sunnah, instrumen musik kecuali yang ditabuh adalah Haram dan semua sekolah-sekolah agama Islam menyatakan alat-alat musik adalah haram, menurut Napoleon yang sekarang menjadi seorang pembicara Motivator.
Hip Hop Muslim Indonesia
Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa yang menyampaikan pesan-pesan Islam memanfaatkan musik hip hop, beberapa diantaranya adalah Thufail Al-Ghifari dari Jakarta dan Ebith Beat A dari Bandung.
Thufail sendiri selain menjadi rapper muslim dia juga membidani sebuah grup band rock bernama The Roots of Madinah. Lagu-lagu hip hop Thufail beredar dalam bentuk indi label, lirik-liriknya lebih banyak kritik sosial dengan kemasan Islam sedangkan video klip dari lagu-lagunya banyak beredar di situs YouTube.
Thufail yang seorang mualaf serta penganut poligami ini dalam lagu-lagunya maupun dalam blog nya sering mengkritik demokrasi yang menurutnya adalah sampah yang harus dibuang dari kaum muslimin.
(fq/alaby)