Presiden Mursi , bersama seluruh pendukung seniornya, dilarang meninggalkan Mesir, kata penasehat keamanan nasional Essam El-Haddad, menurut Reuters.
Ketua Ikhwanul Muslimin Mohammed Badie dan wakil Mursi , Khairat al-Shater di antara mereka yang tidak diizinkan untuk meninggalkan negara itu.
Militer – dengan kendaraan lapis baja – melakukan parade di jalan utama dekat istana presiden.
Militer dikerahkan untuk menghadang demonstrasi pro-Mursi di Kairo tetapi mereka membantah telah menyerang massa pro Mursi, AFP melaporkan.
Kantor berita resmi MENA mengutip seorang pejabat keamanan senior yang mengatakan bahwa kendaraan lapis baja dikerahkan di Heliopolis dan Kota Nasr , di mana para pendukung Mursi banyak yang ditahan.
Yasser Haddara, seorang ajudan presiden, mengatakan bahwa Mursi masih bekerja di Kairo, tapi itu belum jelas apakah dia bisa bebas untuk pergi kemana pun .
Pesan presiden untuk pendukungnya adalah “Lawan kudeta militer” dengan cara damai dan tidak menggunakan kekerasan, kata Haddara.
Beberapa menit sebelum batas waktu militer, Mursi menyerukan sebuah pemerintahan koalisi untuk mengatasi krisis politik.
“Kepresidenan membayangkan pembentukan pemerintah koalisi konsensus untuk mengawasi pemilihan parlemen berikutnya,” kata Mursi dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Sementara itu, partai-partai oposisi menolak untuk bernegosiasi dengan presiden Mursi dan, sebaliknya mereka bertemu dengan Panglima ABRI, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi.
Para pemimpin militer bertemu dengan pemimpin oposisi utama, Mohamed ElBaradei, dan pemimpin yang mewakili ‘Muslim’ dan pemimpin Kristen serta koordinator gerakan protes Tamarod, yang mempelopori protes-protes anti-Mursi.
Sementara itu, Partai Kebebasan dan Keadilan – yang merupakan lengan politik Ikhwanul Muslimin – menolak untuk bertemu dengan Sisi, mengatakan bahwa mereka hanya mengakui presiden terpilih secara sah.
Sebuah stasiun TV milik Ikhwanul menyiarkan demonstrasi protes pro-Mursi, yang terbesar dari pinggiran kota Kairo di mana puluhan ribu demonstran yang hadir. Setidaknya 37 orang telah tewas dan 1.600 terluka dalam kekerasan, laporan koresponden Al Arabiya.
Para aktifis Islamis menuduh militer Mesir menembaki demonstrasi pro-Mursi semalam dekat Universitas Kairo. (Arby/KH)