Di ruang basemen sebuah restoran Karibia di London, seorang perempuan , Naima menjadi imam sholat untuk jamaah laki-laki dan perempuan.
Mereka semua shalat menghadap Mekkah. Naima – dia tidak ingin memberikan nama lengkapnya – baru saja memulai membaca surah Al-Fatihah, kemudian seorang wanita muda bangkit dari jamaah sholat lalu bergegas keluar dari ruang di Camden di utara ibukota Inggris itu.
Wanita muda itu, Leila Bakkioui, 25 tahun , mengenakan jilbab, mengaku terguncang melihat jamaah sholat tersebut.
“Aku turun ke basemen untuk sholat, dan aneh, saya menyaksikan seorang perempuan menjadi imam sholatnya,” jelas dia terengah-engah kepada temannya Tana Rasekh, yang menunggunya di restoran.
Rasekh mengatakan: “Ketika ia keluar, dia terlihat panik seolah-olah telah melihat hantu.”
Bakkioui, seorang guru matematika, terhuyung-huyung meninggalkan jamaah sholat itu , di mana pria dan wanita sholat dalam barisan jamaah yang sama dengan seorang wanita yang menjadi imam sholatnya.
Tamsila Tauqir , tokoh Inclusive Masjid Initiative (IMI) pada November tahun lalu merilis jamaah ini, dengan alasan ia merasa frustrasi dengan apa yang dilihatnya di masjid-masjid di Inggris dan di dunia Muslim.
Dia mengatakan praktek-praktek Islam masih didasarkan pada “tradisi budaya laki laki ” didasarkan pada teks-teks yang hanya disusun sejak tiga ratus tahun setelah kematian Nabi.”
“Tidak ada dalam Quran yang mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki tidak bisa sholat bersama-sama atau bahwa perempuan tidak bisa menjadi imam sholat,” kata Tauqir, yang terkesan sembarangan mengambil nash Quran dan islam, ia memakai kemeja hitam dengan lengan panjang, sementara keffiyeh yang diatur di lehernya.
Tapi Bakkioui sangat tidak setuju. “Apa yang Anda itu lihat bukanlah Islam. Ini penyimpangan, “katanya kepada AFP.
“Perempuan tidak bisa memimpin jika ada satu saja lelaki di dalam ruangan. Dan lihat, para lelaki itu berada dibelakang seorang Imam perempuan . Ketika Anda para lelaki ruku , maka para lelaki itu apakah mereka tidak berfikir dan membayangkan bahwa mereka melihat “pantat” si imam wanita. (Arby/Dz)