Mullah Zaeef: Pakistan Menjual Taliban Kepada AS

Ketika Presiden AS Barack Obama mulai berencana hendak menutup Penjara di  Teluk Guantananmo,  namun belum terlaksana juga. Sebaliknya dari berbagai arah penjuru dunia bermunculan berbagai pengakuan bagaimana penjara itu melakukan penyiksaan keji, dan tak berperi kemanusiaan. Kali ini muncul dari Mullah Abdul Salam Zaeef, seorang mantan duta besar Talilban untuk Pakistan.

Mullah Zaeef menuliskan pengalamannya dalam beberapa buku. Dalam beberapa bulan belakangan ini, Pashto, begitu nama pena Mullah Zaeef, memang telah mengeluakan buku yang membeberkan segala peristiwa di Penjara Guantananmo. Buku ini segera saja menjadi laris manis, dan semuanya menunjukan satu benang merah yang sama yaitu tentang kekejaman, penjagalan, dan perlakuan tak senonoh yang dilakukan oleh orang-orang Amerika. Buku-buku tulisan Pashto dipublikasikan di Inggris tahun ini.

Mullah Zaeef ditangkap pasca peristiwa 9/11 tahun 2001. Ia dijual oleh Pakistan. Dalam salah satu bukunya berjudul Da Guantanamo Anzoor (Potret Guantanamo), ia menyebut Pemerintah Pakistan munafik karena tiba-tiba saja menunjuk dirinya sebagai bagian dari teroris. "Setelah saya ditangkap, orang-orang Amerika menendang, memukul dan mencambuki saya demikian rupa. Mereka menyeret saya dengan helikopter dengan kaki dan tangan saya diikat tali. Mereka bercakap-cakap sambil menduduki punggung saya, seolah-olah saya adalah sebuah gelondongan kayu!"

Taliban memang menjadi penghuni Guantananmo paling banyak. Sejak dibuka tahun 2001, dari 800 tahanan yang ada di penjara itu, 600 di antaranya adalah orang Afghanistan. George Bush melabeli mereka dengan tuduhan teroris, tapi banyak kelompok HAM di seluruh dunia yang menyatakan bahwa hampir semua tahanan Afghan tidak bersalah sama sekali.

"Saya hanya ingin dunia tahu betapa kejamnya Guantananmo, tapi saya tidak mengira jika buku saya menjadi demikian populer," ujar Mullah Zaeef. "Dan saya pikir, hal yang membuat buku ini dicari banyak orang adalah mereka ingin mengetahui peran Pakistan yang telah menjual banyak orang tak bersalah pada Amerika." Semua tak terlepas  andil dari Presiden Parvez Musharaf, yang sudah menjadi kaki tangan AS.

Dr. wadir Safi, seorang profesor di Universitas Kabul mengatakan bahwa buku Mullah Zaeef semakin menyulut sikap anti-Amerika di Afghanistan dan Pakistan. Tidak heran jika sekarang tentara AS begitu ketakutan di Afghanistan.

Sekarang ini diperkirakan di Guantananmo masih ada 240 orang lagi, dan 26 di antaranya adalah orang Afghanistan. (sa/bbc)