AS menutup kedutaan besar-nya di Suriah mulai Kamis (30/10) dengan alasan keamanan, menyusul ketegangan hubungan antara Suriah-AS pasca insiden serangan tentara AS ke sebuah desa Suriah yang menewaskan delapan warga sipil Suriah.
Kedubes AS di Damaskus dalam pernyataannya mengatakan akan menutup kantor kedutaan besar-nya karena "meningkatnya resiko keamanan", setelah sebelumnya juru bicara kedubes AS menghimbau warga negara AS di Suriah untuk waspada terhadap situasi tak terduga yang mungkin terjadi yang menyebabkan AS harus menutup kedubes-nya di Damaskus untuk publik dalam jangka waktu tertentu.
"Kedubes AS di Damaskus khawatir akan ancaman serangan teroris, aksi-aksi demonstrasi dan aksi kekerasan lainnya terhadap warga negara AS," kata jubir AS tadi. Namun ia menolak memberi keterangan apakah ada perubahan status terhadap para diplomat AS di Suriah.
Sebelum AS memutuskan menutup kedubes-nya untuk umum, pemerintah Suriah sudah memerintahkan penutupan sekolah-sekolah dan pusat-pusat budaya AS di Suriah sebagai respon atas serangan tentara AS yang dilakukan hari Minggu kemarin.
Sementara itu, kelompok yang mengklaim dari kelompok independen di Suriah, rencananya akan menggelar aksi unjuk rasa di Damaskus, memprotes serangan AS yang menewaskan delapan warga sipil Suriah. Seorang sumber yang mengetahui rencana aksi itu mengatakan, aksi protes akan berlangsung damai dan tidak mendekat ke kedubes AS.
"Tidak ada rencana untuk long-march ke gedung kedubes. Mungkin ada pembakaran bendera AS tapi aksi unjuk rasa akan berlangsung damai," kata sumber tadi. (ln/reuters)