Selain sikap resmi kerajaan Saudi Arabia mengkritik aksi Hizbullah di Libanon, kalangan masyarakat Saudi saat ini sedang intensif menyebarkan kampanye melalui sms dan internet untuk memberi dukungan kepada Palestina dan Libanon. Isi kampanye itu, intensifkan senjata berupa pemboikotan produk Amerika mulai tanggal 10 Rajab bertepatan dengan hari Jumat, 4 Agustus 2006.
Aksi ini tentu untuk menekan AS yang terang-terangan masih tetap mendukung kegilaan Zionis Israel. Di samping itu, isi kampanye itu juga menyebutkan ajakan agar kaum Muslimin banyak membaca surat Al-Fath dan berdo’a kepada Allah swt untuk menolong mujahidin di Palestina dan Libanon.
Di antara isi sms itu berbunyi, “Satu riyal yang Anda belanjakan untuk produk AS, adalah satu butir peluru yang ditembakkan ke jantung rakyat Libanon atau Palestina. Jika pemerintah tidak bersikap tegas, maka pemboikotanlah senjata kita… “
Sementara sms lain berbunyi, “Boikot produk AS sejak tanggal 10 Rajab (Jum’at pekan ini). Boikot, Berjihadlah dengan menyebarkan pesan ini…”
Tentang pilihan tanggal 10 Rajab sebagai tanggal awal pemboikotan, menurut Khalid Sulaiman, seorang aktifis yang turut menyebarkan pesan sms tersebut mengatakan, tak ada alasan khusus dari pemilihan tanggal itu. “Sebab menentukan tanggal awal pemboikotan itu adalah upaya untuk memobilisir massa yang lebih luas pada tanggal tersebut. Kami ingin menjadikan hari itu sebagai moment aksi rakyat sebagai pengganti aksi puncak negara Arab yang gagal dalam menyusun kesepakatan yang satu dalam menyikapi masalah Libanon dan Palestina,” katanya.
Menurut aktifis Saudi itu lagi, aksi pemboikotan ini akan dilakukan dengan simbol “Untuk Palestina dan Libanon, Boikot AS”. Ia juga mengatakan, “Setiap kali terjadi peperangan terhadap rakyat Palestina dan Irak, suara pemboikotan ini muncul tapi kemudian pupus dimakan waktu.”
Shalih Rabian, seorang dosen ilmu komunikasi di Fakultas Dakwah Universitas Malik Saud, mengatakan bahwa aksi pemboikotan ini adalah jawaban rakyat untuk mendukung perlawanan Islam Hizbullah dan Hamas yang kini tengah melawan Zionis Israel. Ini juga jawaban atas sikap dunia yang tidak bertindak apapun terhadap aksi pembantaian di Israel. “Pemboikotan adalah senjata efektif yang bisa memaksa negara-negara itu untuk mengambil tindakan lebih tegas terhadap penderitaan yang terjadi di dunia Islam,” ujarnya. Seruan-seruan seperti ini dilakukan secara berantai, juga untuk menghimpun dana dukungan untuk Libanon. Sampai saat ini, menurut Islamonline, telah terkumpul dana lebih dari 120 juta riyal. (na-str/iol)