Sejumlah pria bersenjata menyerbu sebuah hotel mewah di ibukota Libya, menewaskan sedikitnya 11 orang, sebagian besar warga AS, sebelum pria tersebut meledakkan diri setelah dikepung pihak keamanan, kata para pejabat.
Serangan, yang juga menggunakan bom mobil, menghajar Corinthia Hotel, di sepanjang Laut Mediterania dan wilayah itu merupakan pusat utama untuk kegiatan diplomatik dan pemerintah di Tripoli.
Mahmoud Hamza, komandan Pasukan Khusus Libya , mengatakan kepada stasiun televisi satelit swasta al-Nabaa bahwa situasi telah “di bawah kendali ” pada Selasa sore.
Issam al-Naass, juru bicara keamanan, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pria bersenjata meledakkan diri setelah dikepung di lantai atas. “Setelah dikejar dan dikepung di lantai 24 , penyerang meledakkan sabuk peledak yang mereka kenakan,” kata Naass.
Menurut sumber-sumber keamanan di lokasi kejadian, serangan dimulai ketika empat pria bersenjata meledakkan sebuah bom mobil di depan hotel, membunuh penjaga, sebelum mereka menyerang ke dalam hotel. “Kita tahu [orang-orang bersenjata] masuk hotel dan kemudian menuju lantai atas tempat di mana warga AS yang sedang dituju menetap. Mereka menggunakan granat tangan dan AK47s.” Belum diketahui profesi warga AS yang tewas.
Mary Fitzgerald, seorang wartawan yang melaporkan dari Libya, mengatakan kepada Al Jazeera: “Insiden hari ini mengirimkan pesan bahwa Tripoli tidak aman.”
Dalam sebuah pernyataan singkat di Twitter, Mujahidin Negara Islam cabang Tripoli mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, kata kelompok pemantau SITE Intelligence. (Alj/KH)