Mujahidin Chechnya dalam situsnya menyebutkan bahwa mereka menyayangkan kunjungan Hamas ke Moskow dan bertemu dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin. “Pejuang Chechnya menyesalkan keputusan Hamas ini,” tulis pejuang Chechnya Ogadev dalam situs tersebut. Ia mengatakan, “Sulit dipahami bila para petinggi Hamas mau berharap dengan pembunuh 250 ribu Muslim Chechnya, termasuk di dalamnya 42 anak-anak.” Dalam pernyataan itu disebukan pula kekhawatiran Mujahidin Chechnya, bahwa Hamas akan terbentur dalam aksi politiknya dan menjadi Yasir Arafat kedua.
Menanggapi pernyataan itu, petinggi Hamas mengatakan dapat memahami kritikan yang disampaikan para mujahidin Chechnya karena kunjungannya ke Moskow dan pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menyatakan dapat merasakan beratnya penderitaan yang dialami warga Muslim Chechnya. Namun disebutkan pula bahwa kunjungan itu lebih khusus untuk permasalahan Palestina dan di sisi lain kebutuhan rakyat Palestina untuk dapat membuka hubungan dengan ragam negara dunia, termasuk Rusia.
Dalam keterangannya kepada Islamonline, Ismail Al-Asyqar, wakil Hamas mengatakan, “Kami dapat memahami kritikan yang disampaikan oleh saudara-saudara kami kaum Mujahidin Chechnya, karena kami memperhatikan beratnya penderitaan yang dialami Muslimin Chechnya. Mereka berjuang untuk kemerdekaan dan mendirikan negara Islam yang berdaulat.”
Lebih jauh ia menyebutkan, “Akan tetapi masalah Palestina memiliki karakter sendiri. Kami hidup di bawah pendudukan propaganda Zionis yang selalu mengotori imej bangsa Palestina, telah mewarnai pandangan dunia bahwa Hamas adalah gerakan teroris. Karena itulah kami penting untuk membuka hubungan kepada negara dunia seluruhnya, termasuk Rusia. ” Menurutnya komunikasi luar negeri yang dilakukan Hamas akan dijalankan ke semua negara kecuali Zionis Israel yang telah merampas tanah Palestina.
Asyqar juga menyebutkan bahwa saat ini Hamas memerlukan dukungan Rusia untuk bisa memberi penilaian yang seimbang terhadap perkembangan baru di Palestina.
Dalam konteks ini, Pemimpin Politik Hamas Khalid Misy’al-yang masih berada di Moskow mengatakan bahwa kunjungannya tidak terkait dengan permasalahan internal Rusia, termasuk masalah Chechnya, melainkan hanya untuk mencari dukungan bagi Palestina. “Hamas tidak menyentuh masalah internal Rusia, termasuk masalah Chechnya, karena kami harus membawa misi keadilan yang kami perjuangkan ke semua negara,” katanya.
Namun demikian, Misy’al-tetap menyatakan tetap menuntut kemerdekaan bagi warga Muslim Chechnya sesuai undang-undang internasional yang ditetapkan PBB di banyak negara dunia seperti Checkoslovakia.
Sejak tahun 1994, perang telah berkobar antara Rusia dengan mujahidin Chechnya. Meski telah dilakukan kesepakatan damai beberapa kali, tapi nyatanya kesepakatan itu hangus oleh aksi teroris yang dilakukan pemerintah Rusia ke sejumlah lokasi Muslim di Chechnya. Menurut Lembaga HAM internasional, Rusia terbukti telah melakukan pembantaian massal atas Muslim Chechnya, antara lain menyebabkan puluhan ribu orang sipil yang meninggal, dalam rentang konflik selama kurang lebih 11 tahun terakhir.
Seperti diketahui, sebelum kunjungan Hamas ke Moskow, Israel menyebarkan klaim bahwa Hamas memiliki kaitan dengan pejuang Chechnya yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Rusia. Sejumlah sumber politik Israel pernah mengatakan kepada Reuters bahwa “Israel yang marah terhadap tindakan Rusia terhadap Hamas, meminta agar Rusia memfokuskan pembahasan soal hubungan antara aktifis Hamas dengan pejuang Chechnya.” Menurut Israel, seperti dikutip Reuters, undangan yang disampaikan Rusia kepada Hamas bisa membuat imej bahwa Rusia tidak bisa membedakan terorisme yang dilakukan Hamas dan pejuang Chechnya. Lho, memangnya siapa yang merampok negara, mengusir penduduknya, membunuhi rakyatnya dan siapa yang teroris? (na-str/iol)