Grozny, Polisi setempat melancarkan baku tembak dengan mujahidin Chencen yang melakukan perang gerilya di ibukota Chechnya Kamis, menewaskan sedikitnya 20 orang tewas .
Bentrokan di Grozny di kota terbesar di Chechnya yang pemerintahannya didukung rezim Kremlin , mengawali kembali perjuangan Islam unjuk kekuatannya di Chechnya dan pelebaran pertempuran di seluruh wilayah Kaukasus Utara Rusia.
Dalam sebuah Situs Kavkaz Center, juru bicara kelompok mujahidin Islam yang beroperasi di Kaukasus Utara, mengirim pesan video dari seseorang yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pria dalam video itu mengatakan ia beroperasi atas perintah dari Emir Khamzat, panglima perang Aslan Byutukayev.
Para pemberontak di Chechnya dan wilayah Kaukasus lainnya ingin membuat sebuah negara merdeka yang diatur oleh syariah Islam . Beberapa mujahidin Kaukasus telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam. Dan IS pun telah bersumpah suatu hari nanti akan melancarkan serangan di Rusia.
Pertempuran di Grozny dimulai sekitar kamis 01:00, ketika sekitar 10 orang mujahidin bersenjata yang mengendarai tiga mobil menembaki polisi lalu lintas dan menewaskan tiga petugas. Beberapa mujahidin kemudian bersembunyi di sebuah gedung perkantoran di dekatnya dan terlibat baku tembak dengan polisi yang cepat mengepung daerah tersebut.
Beberapa pria bersenjata melarikan diri ke sebuah sekolah yang kosong di dekatnya. Dalam 12 jam pertempuran berdarah tersebut, 10 gerilyawan Chencen tersebut akhirnya gugur , menurut pihak berwenang Rusia. Dan juga dilaporkan bahwa 10 petugas polisi tewas dan 28 dari mereka luka-luka.
Televisi pemerintah Rusia menunjukkan rekaman video polisi menembakkan senjata otomatis dan peluncur granat di tiga lantai sekolah. Baku tembak masih berkecamuk ketika Putin memberikan pidatonya di Kremlin , dan pemimpin Rusia itu mengancam balasan kekerasan kepada pemberontak Chechnya . (JL/KH)