Pemberontak Syiah Houthi di Yaman menolak pada hari Minggu untuk menandatangani kesepakatan yang menyerukan penarikan mereka dari Provinsi Ibb, dan mereka mengkonversi sebuah universitas di sana menjadi barak militer, koresponden Al Arabiya News Channel melaporkan.
Pihak Universitas Ibb mengatakan telah menangguhkan aktifitas belajar mengajar sebagai akibat dari serbuan milisi Syiah Houthi.
Syiah Houthi juga merebut kota Yarim di Provinsi Ibb, sekitar 170 km sebelah selatan Sanaa, awal hari Minggu. Kota ini memiliki populasi lebih dari 100.000 dan terletak di sepanjang jalan utama ke provinsi selatan Yaman.
Pada hari Sabtu, kelompok pemberontak Syiah , secara luas diduga memiliki hubungan dengan Iran, mengambil alih rumah seorang politisi Muslim terkemuka di Yarim, yang menyebabkan 12 orang tewas.
Politisi, yang berasal dari Partai Islah yang berkuasa, atau Partai Reformasi, tidak berada di rumah pada saat itu. Pada hari Minggu, menurut pejabat, kemudian pemberontak Syiah Houthi meledakkan rumah, AP melaporkan.
Perkembangan di Provinsi Ibb pada hari Minggu itu terjadi setelah serangan balasan yang dipimpin oleh AQAP memaksa pemberontak Syiah untuk menarik diri dari Ridaa, Provinsi al-Bayda .
Syiah Houthi berlarian pasukannya pada hari Sabtu ketika mujahidin AQAP memasuki kota tersebut , yang menganggap al-Bayda sebagai salah satu benteng Muslim di Yaman, kemudian AQAP meluncurkan serangan pada pejuang milisi Syiah, memaksa penarikan milisi Syiah dari kota tersebut.
Di Sanaa, para pemberontak Syiah menyerbu pada hari Minggu atas markas pemerintah di ibukota, Associated Press melaporkan.
Menurut pejabat yang berbicara dengan syarat anonim, para pemberontak Syiah mengusir gubernur, Abdul Ghani-Jameel, yang mereka tuduh korupsi. (Arby/Dz)