Mufti Rusia Talgat Tadzhuddin mengatakan, pihaknya akan menugaskan para da’i ke dinas kemiliteran Rusia, untuk memberikan bimbingan rohani bagi prajurit angkatan bersenjata Rusia yang beragama Islam. Selama ini, hanya pendeta Kristen Ortodoks yang ditugaskan di kemiliteran Rusia.
Dalam wawancara dengan stasiun radio Echo of Moscow, Tazhuddin menyatakan, Universitas Muslim Rusia sudah membuat program pelatihan khusus bagi para da’i yang bertugas sebagai pembimbing rohani di berbagai unit kemiliteran Rusia. Dan saat ini sudah ada sekitar 12 da’i yang sudah siap melaksakan tugasnya.
"Ini baru tahap awal, yang akan dilanjutkan dengan tahap selanjutnya. Bekerja di kemiliteran membutuhkan keahlian khusus, jadi para da’i ini juga harus mengikuti pelatihan spesifik," jelas Tazhuddin.
"Kami berpikir para pensiunan tentara bisa mengikuti pelatihan khusus ini di Universitas Muslim Rusia. Karena kita harus mengirim orang-orang yang paham betul dengan masalah kemiliteran, dan mereka juga harus bisa memberikan kontribusi dalam masalah spiritual," sambung Tazhuddin.
Mengomentari rencana Mufti Rusia ini, Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Vsevolod Chaplin mengatakan, mengirimkan perwakilan agama-gama mayoritas ke dinas kemiliteran sebagai pembimbing rohani prajurit, sudah menjadi hal yang umum di kemiliteran di seluruh dunia. Ia mengatakan, saat ini sekitar 1.000 pendeta Ortodoks sudah ditugaskan sebagai sukarelawan pembimbing rohani di kemiliteran Rusia.
Sementara itu, Kepala Deputi Komite Pertahanan Federasi Rusia Yury Savenko mengatakan, keberadaan pembimbing rohani yang mewakili berbagai agama, bisa meminimalkan konflik antar etnis dan antar agama di tubuh kemiliteran.
Di Rusia, Islam menjadi agama kedua terbesar setelah Kristen Ortodoks. Saat ini terdapat sekitar 8 juta Muslim di Rusia, yang kebanykan menetap di kawasan Kaukasus Utara, Tatarstan, Bashkortostan, Siberia Barat dan Moskow. (ln/RT)