Mufti Perempuan? Serius, Dubai?


Satu lagi gerakan feminis berhembus dari tanah Arab. Dubai baru saja menyatakan bahwa mereka akan untuk menunjuk seorang mufti perempuan pada akhir tahun depan. Ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perempuan mengeluarkan fatwa, atau maklumat keagamaan. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers hari Selasa kemarin (3/11).

Enam orang perempuan saat ini sedang dipilih untuk program pelatihan yang dimulai awal tahun depan, seperti dinyatakan oleh Mufti Dubai Ahmed al-Haddad.

Haddad mengeluarkan fatwa pada bulan Februari silam bahwa perempuan berwenang untuk menjadi mufti. Mei, ia memanggil kandidat yang memenuhi syarat untuk mengajukan program pelatihan yang mencakup pengajaran dalam hukum Syariah. Artinya, Dubai memang serius hendak mengubah sejarah ini.

"Seorang wanita yang mempelajari dan melatih mengeluarkan fatwa tidak terbatas pada perannya mengeluarkan fatwa yang berhubungan dengan perempuan saja, melainkan dia memenuhi syarat untuk (mengeluarkan fatwa tentang) isu mengenai masalah-masalah ibadah, hukum, moralitas dan perilaku," ujarnya.

Haddad tidak mengindahkan respon dari mayoritas umat Muslim. "Kontroversi mufti perempuan saat ini tidak penting, sebaliknya jika seorang wanita ditunjuk sebagai mufti besar negara," katanya. "Dan ini bukan apa yang kami coba lakukan saat ini."

Tahun lalu, Mesir menunjuk notaris wanita pertama Islam dengan kemampuan untuk melakukan perkawinan dan perceraian, tetapi pada umumnya rakyat Mesir menolak penunjukan perempuan sebagai mufti besar. (sa/aby)