Pemerintah Mesir dilaporkan telah mengeluarkan larangan kepada rakyatnya untuk melakukan protes di dekat tempat ibadah. Selain itu, yang juga mendapat sorotan tajam adalah, mereka membuka kembali gereja-gereja yang dulu ditutup oleh mantan presiden Hosni Mubarak.
Padahal, pembangunan berbagai gereja disinyalir membawa begitu banyak masalah. Salah satunya adalah gereja-gereja itu tidak mempunyai izin pemerintah dalam melakukan renovasi atau pembangunan. Namun karena desakan kaum Kristen Kooptik, sekarang gereja-gereja itu kembali berjalan.
Di rezim Mubarak, setiap kali orang Kristen akan membangun tempat ibadahnya, memang diharuskan untuk meminta izin pemerintah dahulu. Termasuk persetujuan untuk merenovasi atau memperbaikinya. Ini karena Kristen di Mesir masih sangat minoritas—seperti halnya Muslim di Negara-negara Eropa.
Keputusan renovasi atau pembangunan biasanya ada di tangan gubernur, yang harus berkonsultasi dengan pihak keamanan terlebih dahulu untuk mengantisipasi reaksi dari warga Muslim akan hadirnya sebuah gereja di tengah-tengah mereka.
Gedung gereja sering kali menyebabkan bentrokan sektarian Koptik dengan umat Islam. (sa/aby)