Perbincangan tentang organisasi dakwah Al-Ikhwan Al-Muslimun di Mesir, seolah tak pernah berujung. Al-Ikhwan Al-Muslimun, yang kini dianggap sebagai organisasi dakwah yang memiliki sayap terluas di berbagai belahan dunia itu, kini dikomentari oleh Presiden Mesir Husni Mubarak sebagai ancaman bagi keamanan Mesir.
Mubarak menyampaikan statemen tersebut dalam sebuah wawancara yang hasilnya dipublikasikan pada hari Kamis (12/1). Tingkat ancaman bahaya yang akan dimunculkan Al-Ikhwan, menurut Mubarak, bisa mengisolir negeri Mesir dari dunia internasional.
“Saya katakan bahwa organisasi Al-Ikhwan adalah organisasi terlarang dan ia merupakan ancaman bagi keamanan Mesir, karena organisasi itu berdiri di atas landasan agama, ” ujar Mubarak dalam sebuah pembicaraannya kepada wartawan majalah pekanan independen di Mesir.
Ia menambahkan, “Jika kita biarkan naiknya arus gerakan Al-Ikhwan, maka Mesir akan mengulangi kembali pengalaman lain yang tidak berbeda dari kita, terkait kemunculan Islam politik dan konsekwensi apa yang dimunculkannya dari upaya marginalisasi Mesir dan rakyat Mesir.”
Selanjutnya, Mubarak mengatakan, banyak orang yang akan menarik investasinya dan lari dari Mesir. “Investasi akan berhenti, pengangguran akan meningkat dan Mesir akan sama sekali tersingkir dari dunia, ” ujarnya.
Terkait aksi demonstrasi yang memutus proses belajar sejumlah mahasiswa universitas Al-Azhar Mesir, karena dituduh sebagai anggota Al-Ikhwan, Mubarak mengatakan, “Setelah peristiwa yang terjadi di Al-Azhar itu, kondisi ekonomi Mesir mengalami kekacauan. Tapi kesadaran rakyat Mesir tentang apa sebenarnya yang terjadi di Mesir diiringi upaya pemerintah dan rakyat, maka situasi menjadi stabil kembali.”
Karena itulah, tambahnya, undang-undang yang melarang pendirian partai dan organisasi berlandaskan agama semakin penting. “Kami ingin negara modern yang bisa dinikmati oleh semua pihak, baik Muslim maupun non Muslim, dengan hak-hak kenegaraan, dan tolok ukur di dalamnya dibuat untuk kemaslahatan yang lebih baik.”
Gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun sendiri sebenarnya mendapat dukungan luas dari publik Mesir. Dalam pemilu tahun 2005 lalu, mereka mendapatkan 88 kursi dari total 454 kursi di parlemen setelah para tokohnya mencalonkan diri dalam pemilu secara independen.
Pernyataan Mubarak mendapat tanggapan dari pimpinan Al-Ikhwan, Mahdi Akef. Ia menyatkan bahwa organisasi yang dipimpinnya adalah organisasi modern yang memiliki landasan agama.
Salah satu pimpinan Al-Ikhwan, Isham Arayan bahkan mengaku terkejut dan heran dengan pernyataan Mubarak. “Presiden menganggap bahwa lebih dari 20 persen di parlemen bisa membahayakan Mesir?” tanyanya.
Ia menjelaskan bahwa Al-Ikhwan mempunyai sejarah panjang di Mesir dan juga mempunyai saham bagi masa depan rakyat Mesir. Karenanya, Al-Ikhwan tak mungkin disingkirkan begitu saja. (na-str/bbc)