Mossad, agen rahasia Israel, mengklaim yang melakukan pembunuhan terhadap seorang ilmuwan nuklir Iran, Ardeshire Hassanpour. Hassanpour disekap dalam kamar gas yang beracun di tahun 2007. Menurut analisis banyak pihak, pembunuhan ini dilakukan sebagai sebuah "peringatan keras" kepada Iran. The Telegraph bahkan menambahkan kalau intelijen AS juga terlibat.
Menurut seorang mantan agen CIA, aksi ini dilakukan untuk menghentikan program penelitian yang dilakukan oleh Iran. "Tujuannya mungkin hanya sekadar menunda, menunda, dan menunda saja. Kami tidak ingin Iran punya senjata seperti ini, dan melakukan tindakan militer seperti ini adalah sebuah kebijakan yang tepat. Kami tidak ingin mengambil risiko." ujarnya.
Menurut Reva Bhalla, seorang analist senior di Stratfor, sebuah badan intelijen swasta di AS, strategi ini dilakukan untuk melenyapkan sosok kunci saja. "Dengan dukungan AS, Israel tampaknya akan terus menjalankan aksi serupa. Mereka akan terus memutus rantai pembuatan nuklir di negara lain," terang Reva.
"Dengan kondisi Timur Tengah seperti ini, aksi ini adalah perbuatan yang cukup logis," tambah perempuan itu. (sa/haa)