Para aktivis yang umumnya anak-anak muda, mereka menunjukkan kekuatan, di tengah hari, menjelang Jum’at, 19 Februari, mereka membawa bendera dan gambar El Baradei, ketika pemenang hadiah Nobel itu menjejakkan kakiknya di bandara internasional Cairo. Para aktivis yang terdiri dari anak-anak muda, mereka mendeklarasikan El Baradei calon ‘Presiden Mesir’.
Mohamed El Baradei pernah menduduki posisi yang sangat penting sebagai Kepala IAEA (International Atomic Energy Atomic Agency) badan di PBB. Sekarang mendapatkan dukungan kalangan oposisi untuk menggantikan Hosni Mubarak. Kalangan oposisi termasuk Ikhwanul Muslimin mendukung El Baradei untuk menjadi calon presiden Mesir, menggantikan Mubarak.
Rakyat Mesir memasuki tahap akhir perjuangan mereka yang akan mengakhiri rezim diktator Mubarak yang berkuasa selama 30 tahun. Mubarak yang sudah ‘gaek’, dan berumur 81 tahun, sesudah pemilu parlemen yang lalu, yang dimenangkan NDP, masih menginginkan kembali ke tapuk kekuasaannya, pada pemilihan 2011 ini.
Mubarak belum memberikan kejelasan apakah anaknya Gamal, yang menggantikannya ketika ia berhalangan. Tetapi, Gamal sekarang sudah melarikan diri ke London. Tetapi, gagasan Mubarak yang ingin menjadi negeri yang berpenduduk 80 juta berjalan seperti monarkhi ini, mendapatkan tantangan yang keras dari kalangan oposisi.
Mohamed El Baradei di nilai figur yang independen, yang bisa diterima semua kalangan, kalangan liberal, partai-partai oposisi, dan kalangan Islamlis, termasuk Ikhwanul Muslimin. Menurut Baha’ Ahmed, yang seorang ahli pharmasi, mengatakan, "Rakyat berbagai kalangan mendukungnya, seluruh Mesir, El Baradei politiknya sangat independen", ucap Baha’ Ahmed.
Orang-orang datang menjelang malam yang memberikan dukungan kepada El Baradei, dan mengutuk Mubarak. Mereka mendukung tokoh yang pernah menjadi diplomat itu, dan mendapatkan hadiah Nobel, dan sekarang menjadi pemimpin oposisi Mesir untuk menggantikan Mubarak. "Kami mencintai Mesir, tetapi menentang pemerintah. Percaya kepada saya, semua rakyat Mesir memusuhi Mubarak", ucap Ayman Helman, seorang manager perusahaan di Cairo. "Mesir mempunyai 1.000 alternatif. Dan El Baradei diantaranya", tambahnya.
El Baradei pernah bekerja sebagai pengawas senjata nuklir selama 12 tahun, dan tinggal di Wina, berhadapan dengan pemerintahan Bush, berkaitan dengan isu nuklir Irak, ketika AS melakukan invasi ke Irak tahun 2003. Tahun 2005, El Baradei mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian atas jasanya dalam rangka pengurangan senjata nuklir.
Tetapi, apakah nanti El Baradei akan bisa sampai ke puncak kekuasaan di Mesir sebagai Presiden? Semuanya masih bergulat menghadapi rezim Mubarak, yang mencoba terus bertahan menghadapi gerakan rakyat yang menginginkan perubahan. (m/tm)