Mogok Massal 4 Mei di Mesir, Bisa Picu Revolusi Rakyat

Meski sudah 20 orang penyeru aksi mogok massal 6 April melalui media internet yang dibui oleh pemerintah Mesir, tapi kini seruan mogok massal 4 Mei justru berhasil menghimpun dukungan luar biasa.

Pada tanggal 4 Mei yang bertepatan dengan hari kelahiran Presiden Husni Mubarak, Mesir kemungkinan akan diguncang aksi mogok terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ada 115 ribu orang melalui Facebook di internet. yang menyatakan bakal terlibat dalam aksi mogok tanggal 4 Mei. Sementara pada seruan mogok 6 April lalu, ada 70 ribu orang yang mendukungnya melalui Facebook.

Menurut para aktifis HAM, sikap pemerintah Mesir yang melepaskan Isra Abdul Fattah, seorang wanita Mesir yang kini namanya menjadi terkenal di Facebook, telah memunculkan empati luar biasa di masyarakat Mesir. Isra Abdul Fattah adalah aktifis dunia maya yang ikut menyebarluaskan dan menyeru masyarakat untuk mendukung aksi mogok pada 6 April.

Ia sempat ditahan di penjara oleh keamanan Mesir tapi kemudian dibebaskan lagi. “Saya tidak menyatakan maaf, karena saya memang tidak bersalah, ” ujar Isra setelah dibebaskan. Maksud pemerintah Mesir menangkap Isra dan sejumlah orang lainnya, tentu untuk menakut-nakuti masyarakat yang luas, agar tidak melakukan tindakan seperti mereka. Toh, langkah itu mandul. Selain Isra, masih ada sekitar 20 netters yang masih mendekam di penjara.

Seorang pemuda bernama Husam (19) yang masih mendekam dipenjara, adalah seorang mahasiswa di fakultas perekonomian, dan bekerja di salah satu pabrik garment. Pada tanggal 6 April lalu ia bersama rekan-rekannya sesama aktifis dan buruh menyerukan ajakan agar masyarakat turut melakukan aksi mogok massal. Keluarga para tahanan hingga kini terus menekan pemerintah untuk membebaskan para keluarga mereka yang ditahan dengan alasan yang tidak kuat.

Lantaran itulah, aksi mogok tanggal 4 Mei tampaknya akan lebih menjalar luas di Mesir. Sejumlah pengamat bahkan menganggap, Mesir sedang mengarah pada kondisi revolusi rakyat, dipicu oleh aksi mogok besar-besaran itu. Anehnya, Partai Nasionalis yang juga merupakan partai pemerintah menganggap aksi mogok 4 Mei itu sebagai isu murahan yang tak jelas juntrungannya. Seorang pimpinan Partai Nasionalis malah mengatakan, “Aksi itu untuk mendukung Israel, Amerika dan musuh keamanan serta nasionalisme Mesir.” (na-str/iol)