Model pemerintahan yang diterapkan pada masa dinasti Utsmani dinilai bisa mengakhiri makin meningkatnya Islamophobia di dunia Barat. Hal tersebut diungkapkan kolomnis surat kabar The Guardian Madeleine Bunting yang mengingatkan kembali betapa tolerannya dinasti Utsmani terhadap warga Kristen dan Yahudi selama masa kekuasaannya berabad-abad yang lalu.
Menjawab pertanyaan Zaman Online di Turki, Bunting juga menegaskan bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan Islam.
Menurutnya, Turki bisa melakukan misi penting terkait dengan berkembangnya isu terorisme dan Islamophobia di Barat dan harus dilakukan dialog untuk mencegah prasangka buruk dan pemahaman yang salah tentang isu-isu tersebut. Bunting menyatakan, ada sebuah ‘kebutuhan’ bagi Barat untuk memahami Islam yang sebenarnya.
Bunting, saat ini sedang berada di Turki menghadiri pertemuan Forum Istanbul yang bertema ‘Co-Habitance’. Kolomnis yang menimba ilmu sejarah di Universitas Harvard dan Cambridge ini menilai kekaisaran Utsmani adalah sumber inspirasi yang sangat baik guna mencari solusi bagi persoalan tentang ‘hidup berdampingan’ yang dihadapi dunia Barat saat ini.
Menurutnya, pada masa kekaisaran Utsmani, sejumlah kelompok etnis hidup berdampingan dengan damai. "Populasi warga Muslim di banyak kota di Eropa akan menjadi mayoritas dalam 20 tahun kedepan. Untuk itu dibutuhkan sebuah metode baru agar setiap warga bisa hidup bersama dengan penuh cinta dan toleransi," katanya.
Bunting mengatakan, selama ini Barat sudah salah memahami Islam. "Mereka mendengarkan Usamah bin Ladin, Taliban dan Al-Qaidah sebagai perwakilan umat Islam. Anda tidak bisa memahami Islam yang sebenarnya jika anda hanya pergi ke Arab Saudi. Ada kesalahpahaman yang besar di sini," tegas Bunting.
Ia menilai, Barat sudah bersikap paranoid terhadap terorisme setelah serangan-serangan di New York, Madrid dan London. "Mereka mengindentikkan kekerasan dengan Islam dari siaran-siaran televisi. Bagaimanapun masih ada jutaan Muslim di dunia yang jujur," sambungnya.
Bunting memuji Islam yang menurutnya memiliki peninggalan yang kaya dan sempurna. Ia kembali menegaskan bahwa keberadaan Turki di Eropa telah memperkaya Eropa dengan agama Islamnya. (ln/zamanonline)