Di tengah perayaan kemenangan Gaza di Doha, Kepala Biro Politik Hamas, Khalid Misy’al dalam pidatonya menegaskan, bahwa tentara Israel, Gilad Shalit yang ditawan Hamas kebebasannya tidak bisa disamakan dengan dibukanya perbatasan. Sikap ini sebagai jawaban atas permintaan PM. Israel, Ehud Olmert kepada Hamas untuk melepaskan tentaranya yang ditawan sejak tiga tahun silam itu.
Dalam acara yang bertajuk "Kemenangan Gaza" tersebut, Khalid Misy’al mengatakan, "Hamas tidak akan menyamakan harga pembebasan Shalit dengan membuka perbatasan, Shalit hanya bisa ditukar dengan bangsa Palestina yang ditawan oleh Israel" jelas Misy’al melalui pidato live yang ditayangkan berbagai stasiun TV di Jazirah Arab.
Pernyataan ini mementahkan kembali tawaran Israel yang disampaikan Olmert kepada George Mitchell, utusan Presiden AS, Barak Obama untuk Timur Tengah. Olmert mengatakan, "Dibukanya perbatasan memiliki keterkaitan dengan kebebasan Gilad Shalit" jelasnya kepada Mitchell.
Olmert juga menyampaikan kepada utusan AS itu, bahwa di tengah kondisi Gaza yang melemah akibat serangan selama 22 hari dari militer negerinya, Presiden Palestina, Mahmud Abbas diharap segera memanfaatkan peluang tersebut guna memperkuat pengaruh pemerintahannya di Gaza.
Pernyataan Olmert ini mendapat bantahan dari pihak Hamas. Masih dalam pidato yang sama, Misy’al memproklamirkan bahwa kemenangan hakiki telah diraih oleh seluruh kelompok pejuang di Jalur Gaza, "Dan kami atas nama kelompok perlawanan berjanji, tidak akan menghentikan perlawanan hingga embargo terhadap Gaza dicabut dan perbatasan-perbatasan dibuka," tegasnya membantah penilai Olmert akan melemahnya kekuatan Hamas di Jalur Gaza. (SN/IOL)