Misi Menghapus Taliban, Sia-Sia?

Sementara hiruk-pikuk Timur Tengah dalam sepekan terakhir bermuara pada kunjungan presiden AS Barack Obama ke Mesir, Pakistan masih bergelut dengan persoalan lama tentang Taliban di wilayahnya. Perkembangan yang terjadi sekarang ini sudah menyebar menjadi sebuah operasi militer dalam jangka waktu yang sangat panjang dan tak berkesudahan. Pemerintah Pakistan telah terjebak pada persoalan yang sama dengan Afghanistan selama ini: bagaimana menumpas Taliban? Dari mana memulainya? Sebuah pertanyaan yang tak pernah bisa dijawab oleh pemerintah Karzai di Kabul.

Ketika Taliban memusatkan basis di Lembah Valley dan sekitarnya, persoalan menumpas Taliban menjadi sangat mudah dan sederhana, karena dengan begitu, yang perlu dilakukan oleh Pakistan adalah memfokuskan semua penyerangan ke wilayah itu. Dan dengan bantuan AS serta sekutu, itu bukan suatu pekerjaan yang sulit karena ibaratnya menembak sebuah kumpulan semut yang bergerombol, tentu lebih mudah dibandingkan menembak semut satu per satu yang tersebar di berbagai titik.

Sekarang, Taliban sudah keluar dari Lembah Valley dengan meninggalkan beberapa sistem yang sudah dua bulan sejak mereka menguasainya kembali menjadi berantakan dan berubah menjadi kondisi pada sebelumnya: kehidupan ekonomi yang tak menentu, madrasah yang mati, dan lebih parah lagi, pengungsi dalam jumlah yang besar sekali.

Sejak awal, pemerintah Pakistan sebenarnya sudah merasakan ketakutan terbesar yang mereka perkirakan, namun selalu berusaha mereka sangkal, bahwa mereka sudah kehilangan legitimasi dukungan dari rakyatnya sendiri. Menurut Dawn, inilah yang membuat penyerangan Pakistan terhadap Taliban menemui jalan buntu luar biasa. Padahal, kekuatan yang dikerahkan sudah mencapai tahap yang maksimal dengan mengombinasikan segala strategi dan taktik perang yang telah dipakai selama bertahun-tahun.

Akhirnya, menurut berbagai media yang dirilis di Barat, hanya ada satu yang bisa mengalahkan Taliban: menghapus pengaruh Taliban di semua wilayah dan hati orang-orang Pakistan. Namun itu merupakan pekerjaan yang lama sekali, karena menghapus pengaruh berarti mendirikan kembali sistem pendidikan di Pakistan sendiri. Jika ini dilakukan, maka opsi yang tersisa hanyalah sebatas investasi yang rawan dan mudah pecah sewaktu-waktu, karena pemerintah Pakistan melakukannya tidak dengan ketulusan hati untuk memberikan yang terbaik kepada rakyatnya sendiri.

Menurut Daily Times, sebuah reaksi religius terhadap Taliban dengan cepat menyebar di kalangan rakyat, Rakyat dengan Taliban menjadi sesuatu yang tak lagi bisa ditebak, demikian Dailly Times. Sekarang, tak ada satupun masjid di Punjab yang keberatan terhadap Taliban dan para pendukungnya. Taliban mungkin bisa mati, namun pengaruhnya sekarang telah melekat jauh di lubuk hati dan pikiran rakyat Pakistan, (sa/dt/dwn)