Tak hanya itu, jumlah pasukan Muslim juga tetap lebih banyak jika militer Zionis-Israel dibantu dua sekutu terbesarnya, Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Saat ini, IDF memiliki jumlah personel sebanyak 615 ribu. Kemudian, Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces) memiliki pasukan sebanyak 2,26 juta. Sementara itu, Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris hanya punya pasukan sekitar 275 ribu. Jika ditotal, maka kekuatan pasukan gabungan Israel, AS, dan Inggris, baru mencapai 3,1 juta.
Ambisi Erdogan secara bertahap dibuktikan. Beberapa waktu lalu, VIVA Militer juga melaporkan bahwa Turki telah membentuk koalisi bersama Iran dan Rusia untuk menentang pencaplokan wilayah Tepi Barat Palestina, oleh Pasukan Penjajah Israel.
Menurut laporan yang dikutip dari Iranian Students News Agency (ISNA), selain perwakilan Iran, Rusia, dan Turki, turut hadir juga delegasi Suriah dan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Suriah, Geir Otto Pedersen, di Jenewa, Swiss, 24 Agustus 2020 lalu.
Salah satu yang menjadi fokus utama koalisi ketiga negara adalah penentangan Iran, Rusia, dan Turki terhadap serangan yang dilancarkan militer Israel ke Suriah. Ketiga negara sepakat bahwa apa yang dilakukan penjajah Israel adalah sebuah pelanggaran hukum internasional dan hukum humaniter berat. (*)