Kamal al-Helbawy, juru bicara resmi Ikhwanul Muslimin di Barat, dekade 90-an, mengatakan kepada Al-Shorouk, dalam sebuah wawancara bahwa Jamaah Ikhwanul Muslimin, memiliki hak menjadi organisasi global, yang ia gambarkan sebagai, " Islam Amerika Serikat ". "Ini mimpi Ikhwanul Muslimin," kata Helbawy.
Ditanya apakah anggota organisasi global akan setia kepada negara-bangsa atau organisasi, Helbawy menjawab bahwa tidak ada kontradiksi antara keduanya, sebagai "kesetiaan kita adalah untuk Allah dan Islam."
Helbawy juga menambahkan bahwa Ikhwan yang baru membentuk Partai Kebebasan dan Keadilan akan menjadi kekuatan politik yang mandiri.
Kantor berita Al-Ahram melaporkan bahwa pemimpin Ikhwanul al-Khayrat , mengatakan telah terjadi perpecahan di internal Jamaah Ikhwan, saat peresmian markas Persaudaraan di Sohag. Al-Khairat, mengatakan, partai baru adalah sebuah kekuatan politik yang mandiri secara administratif dan finansial.
Al-Khayrat menambahkan kepada Al-Ahram, nantinya akan lebih banyak anggota dari biro pembimbing (musryf Ikhwan), kelompok senior yang akan mengundurkan diri , dan bergabung dengan partai, jika mereka terpilih selama konferensi umum partai itu dalam dua minggu.
Tentu ini dapat mempengaruhi keberadaan Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir, jika mereka berbondong-bondong masuk partai. Mungkin akan menghancurkannya? Karena, ketika terlibat dalam politik, Jamaah ini pasti akan melakukan sejumlah kompromi dengan kekuatan politik lainnya, khususnya dalam mengelola negara.
Sementara itu, Mos’ad sedang mempersiapkan laporan kepada pemerintah Israel yang akan memasukkan Partai Ikhwanul ke daftar lembaga yang mendukung terorisme, ujar laporan harian pro-pemerintah yang dikelola Rose al-Youssef.
Laporan Mos’ad, dimana pemerintah Israel akan membahas sebelum mengirimkan ke Kongres AS, mengatakan Hamas merupakan perpanjangan dari Ikhwanul Muslimin di Mesir. Laporan itu juga menuduh Syeikh Muhammad al-Qardawy, yang digambarkan dalam laporan sebagai "Godfather Ikhwanul Muslimin," yang mendukung dana Hamas dan terorisme, karena Qardhawi mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel.
Al-Shorouk menyoroti beberapa perdebatan antara anggota Ikhwan muda dan kepemimpinan senior dalam Jamaah Ikhwan, disertai cerita tentang kesulitan mereka, di halaman depan media itu, di mana kelompok muda Ikhwan masuk dalam gerakan, "Koalisi Pemuda 25 Januari", dan ingin berdialog dengan Mursyid ‘Aam Ikhwan Mohamed Badie.
Harian Al Misr al Youm, koran swasta membuat laporan bulanan, dan menyusun laporan tentang situasi politik Mesir yang sifatnya eksklusif, berkaitan tentang keamanan Nasional. Laporan Mei 2011, berisi tentang Gerakan Islam, dan lebih fokus pasca-revolusi.
Laporan itu tentang visi dari berbagai partai politik dan koalisi pemuda. Sumber-sumber keamanan mengatakan, kepada al Youm bahwa pihak Keamanan Nasional telah mengumpulkan informasi untuk kepentingan politik masa depan Mesir, tentang peta politik, dan mampaknya tidak akan melanjutkan melakukan taktik pendekatan keamanan, serta berusaha mematai-matai gerakan kelompok politik yang ada di Mesir.
Pertaruhan Ikhwan yang sangat komplek ketika akan terlibat dalam mengelola perubahan dan politik di Mesir, bukan barang yang sangat sederhana. Karena, selama lebih 70 tahun, sejak berdirinya Gerakan Jamaah Ikhwanul Muslimin, selalu berada dalam penindasan politik, dan tidak pernah terlibat langsung dalam pengelolaan negara. Inilah dilemanya, tiba-tiba terjadi perubahan, mendirikan partai politik, dan kemudian nanti akan terlibat dalam proses pengelolaan dan pengembil keputusan politik yang penting.
Seperti, bagaimana Jamaah Ikhwan Muslimin, yang mendirikan Partai Kebebasan dan Keadilan, menghadapi Perjanjian Camp David, yang sudah berlangsung sejak tahun l978, antara Mesir-Israel, yang implikasinya membuka hubungan diplomatik? Adakah Ikhwan akan mempertahankan perjanjian Camp David atau membatalkannya? Masih banyak perjanjian lainnya antara Mesir-Israel? Semuanya akan menguji sikap dan pandangan Jamaah Ikhwan? Adakah akan tetap mempertahankan konsistensinya?
Sejarah akan menunjukkan seberapa konsistensi Jamaah Ikhwan yang didirikan oleh Hasan al-Banna ini, menghadapi sirkulasi politik di Timur Tengah dan dunia Arab, yang hari-hari ini berlangsung sangat cepat, dan berbagai kepentingan di dalamnya bercampur aduk? Siapa yang bakal memenangkan pertarungan ini. Ikhwan atau kepentingan pragamatik politik, demi kekuasaannya.(mh/may)