Rabu 24 Juni kemarin, para jaksa penuntut dari kubu militer Turki membantah adanya konspirasi kudeta militer terhadap peremerintah Turki yang disinyalir memiliki basis keislaman.
Sebelumnya pada bulan ini, salah satu media sekuler di Turki bernama Tharraf memberitakan bahwa konspirasi tersebut dilakoni oleh kolonel angkatan laut Turki, untuk mencegah partai pemerintah; Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dianggap ingin menghancurkan sistem sekuler Turki dan menggantinya dengan sistem Islam.
Militer Turki yang telah melakukan empat kali kudeta terhadap pemerintah yang memiliki basis keislaman, berjanji akan memecat setiap personal militer bila berani melakukan konspirasi kudeta.
Sanggahan kubu militer ini didasari oleh para jaksa penuntut yang telah memeriksa dokumen konspirasi. Hasilnya mereka mengatakan, "Dokumen tersebut bisa jadi tidak sah. Dokumen itu juga tidak ditulis di kantor pusat kemiliteran sebagaimana tertera dalam dokumen tersebut."
Selain itu, pada kantor berita Anatoli, kubu militer juga mengatakan, "Dokumen asli konspirasi tidak ada. Selain itu, tidak ada bukti bahwa tandatangan dalam dokumen tersebut adalah asli milik Kolonel Dursun Cicek."
Namun sikap dan pernyataan pihak militer tidak mempengaruhi opini publik Turki. Para analis mengatakan, walau konspirasi kudeta itu benar, kubu militer juga tidak akan mampu merealisasikannya, karena AKP mendapat dukungan yang sangat besar dari masyarakat.
Di pihak lain, Perdana Menteri Turki Rajab Thayyib Erdogan menyatakan bahwa pihaknya akan terus menajalankan proses hukum terkait masalah konspirasi kudeta. Erdogan berjanji untuk terus memperjuangkan demokrasi dan aspirasi rakyat.
Proses Hukum Tetap Berjalan
Wakil utama AKP Burhan Kuzu mengatakan, "Keputusan para jaksa penuntut militer tidak akan menutup proses hukum untuk mengusutnya, dan mahkamah sipil berhak untuk terus menjalankan proses hukum acara hingga selesai."’
Kuzu beralasan, "Jika dokumen konspirasi itu tidak sah, maka apa tujuan menulisnya dan menyebarkannya?"
Efek dari ketegangan kubu militer dan pemerintah ini menunjukkan bahwa pengaruh militer terhadap dunia perpolitikan Turki telah memudar.
Profesor di salah satu universitas Turki Cengiz Akhtar mengatakan, "Sanggahan pihak militer terhadap adanya konspirasi kudeta mengisyaratkan kekacauan di tubuh pimpinan militer Turki." (sn/alj)