“Pasukan Irak dilaporkan menarik diri dari Tikrit setelah pertempuran sengit dengan militan ISIS,”
Pasukan pemerintah Irak dilaporkan telah dipaksa untuk menarik kembali dari kota utara Tikrit setelah alami pertempuran ofensif untuk merebut kembali kota itu dari Mujahidin Muslim Sunni dan ISIS .
Mengutip saksi mata, melaporkan pada hari Minggu bahwa tentara Irak telah gagal dan jatuh kembali ke kota Dijla, sekitar 15 mil ke arah selatan. Para saksi mengatakan bahwa pasukan pemerintah syiah gagal merebut kembali kota Tikrit .
Para pejabat Irak telah menyatakan bahwa tentara telah masuk ke jantung kota dalam upaya terbesar membalikkan serangkaian kekalahan yang diderita awal bulan ini di tangan ISIS . Para mujahidin melonjak jumlahnya di seluruh wilayah Sunni itu wilayah utara dan barat, dan mengancam ibukota Baghdad dan pemerintahan Syiah Perdana Menteri Nouri al-Maliki ke jurang kehancuran.
Tikrit, kota kelahiran mantan diktator Irak Saddam Hussein, diserbu oleh pejuang ISIS pada 11 Juni sebagai bagian dari serangan setelah kota terbesar kedua di Irak, Mosul dikuasai.
Pertempuran Sabtu fajar dengan pemerintah Syiah gunakan helikopter tempur yang melakukan serangan udara pada lokasi mujahidin di sebuah kampus universitas di pinggiran utara Tikrit, kata juru bicara militer Irak, Letnan Jenderal Qassim al-Moussawi.
Bentrokan sporadis terus berlanjut sepanjang hari di universitas. Pada saat yang sama, beberapa pasukan pemerintah mendorong ke arah utara menuju Tikrit dari Samarra, sebuah kota di sepanjang tepi Sungai Tigris dan lokasi keramat bagi Syiah , kata seorang pejabat keamanan senior.
Setelah matahari terbenam, Letnan Jenderal Ahmed Abu Ragheef, seorang komandan di Komando Operasi Salahuddin, pasukan pemerintah telah mencapai tepian kota Tikrit, sementara yang lain telah mengamankan sebuah pangkalan udara yang sebelumnya adalah fasilitas militer AS yang dikenal sebagai Camp Speicher .
Gubernur provinsi Salahuddin, Ahmed Abdullah al-Jabouri, mengatakan kepada The Associated Press bahwa pasukan pemerintah telah mencapai gedung dewan provinsi.
Namun, seorang warga yang dihubungi melalui telpon Sabtu malam mengatakan ISIS masih menguasai Tikrit, kota yang didominasi Muslim Sunni lebih dari 200.000 orang , masih berpatroli di jalan-jalan kota.
Mereka menegaskan terjadi bentrokan di sekitar universitas, dan melaporkan pertempuran masih berlangsung antara ISIS dan pasukan Irak di sebelah tenggara kota juga. Beberapa warga yang menjelaskan asap hitam mengepul dari kompleks istana presiden yang terletak di sepanjang tepi Sungai Tigris setelah helikopter militer Syiah menembaki kompleks.
Banyak penduduk lokal telah meninggalkan kota untuk mengantisipasi serangan pemerintah, kata warga Tikrit lain, Muhanad Saif al-Din.
“Tikrit telah menjadi kota hantu karena banyak orang meninggalkan selama 72 jam terakhir, karena takut pemboman udara sembarangan dari rezim Syiah dan kemungkinan bentrokan menuju kota,” kata Saif al-Din. “Beberapa orang yang tetap takut kemungkinan aksi balas dendam oleh milisi Syiah yang disertai tentara.” tambahnya.
Dia mengatakan kota tanpa listrik atau air sejak Jumat malam.
Militer juga melakukan tiga serangan udara di kota Mosul Sabtu pagi. Mosul merupakan kota terbesar kedua di Irak, dan merupakan target awal dari ofensif ISIS di negara itu.
Serangan udara datang setelah seorang pejabat senior AS Pertahanan dikonfirmasi Fox News bahwa Amerika Serikat terbangkan drone bersenjatanya ke Irak
Pemerintah Irak menerima tambahan bantuan untuk memerangi militan ISIS dengan lima jet Sukhoi buatan Rusia. Dua pejabat keamanan Irak mengkonfirmasi kedatangan pesawat tersebut.
“Kami sangat membutuhkan jenis pesawat selama masa sulit ini,” kata komandan angkatan udara Irak Letjen Anwar Hama Amin. “Jet ini akan datang tiga atau empat hari – dalam rangka untuk mendukung unit militer melawan organisasi ISIS.”
ISIS , yang sudah menguasai wilayah di bagian utara dan timur Suriah, bertujuan untuk menciptakan wilayah syariah Islam. Di Irak, kelompok ini telah membentuk aliansi sesama militan Islam untuk melawan pemerintah yang dipimpin Syiah al-Maliki. (JL/KH)