Selalu menjadi teka-teki dan pertanyaan, apakah militer akan tetap berkuasa selamanya? Seperti militer-militer sebelumnya sejak zamannya Gamal Abdul Nasser, Anwar Sadat, dan Hosni Mubarak, yang kemudian berkuasa sampai puluhan tahun.
Menghadapi keragu-raguan rakyat Mesir, yang terus galau dan kawatir akan kekuasaan militer, maka Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) pada hari Minggu berusaha meyakinkan rakyat Mesir bahwa mereka tidak akan tetap berkuasa setelah pemilihan dan akan menyerahkan kekuasaan kepada otoritas sipil yang terpilih.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting melalui Facebooknya, SCAF mengatakan, "Tidak akan merebut kekuasaan Mesir, karena menghormati legitimasi dan komitmen terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang telah dihasilkan oleh militer."
Pernyataan itu dilanjutkan dengan mengatakan bahwa militer, "berhubungan dengan kekuatan nasional Mesir, tanpa bias atau pengecualian dalam rangka mencapai konsensus nasional melalui komunikasi terus menerus dan langsung."
Pernyataan menambahkan bahwa "rumor dan tuduhan" diarahkan pada tujuan SCAF untuk "mendorong konflik antara tentara dan rakyat." Para jenderal yang duduk di SCAF menekankan bahwa mereka telah "memihak dan mendukung revolusi sejak hari pertama", dan bahwa ia tidak mencari kekuasaan di Mesir.
Pernyataan pimpinan milter itu mengatakan bahwa militer akan bekerja keras untuk "Ini periode akhir transisi, dan akan menyerahkan negara kepada otoritas sipil yang dipilih oleh rakyat."
Para pemimpin militer menegaskan,"pentingnya sebuah konsensus nasional di antara semua kekuatan politik tentang agenda politik mereka, sehingga mereka dapat mewakili kepetingan setiap elemen politik dengan jelas", tegasnya.
Ini menekankan menolak setiap pandangan tertentu yang dikenakan pada masyarakat tanpa persetujuan mereka.
Pernyataan itu menunjuk " upaya penyatuan" dan untuk "meninggalkan setiap perbedaan," menyimpulkan bahwa setiap "orang memiliki kata terakhir", yang akan ditentukan melalui kotak suara. (mh/may)