Sesudah terjadi aksi kekerasan yang dilakukan militer Bahrain terhadap para penentang pemerintah, militer manarik dan meninggalkan pusat kota Manama, dan kembali ke barak. Kekerasan berlangsung sepanjang hari Kamis dan Jum’at, di mana terjadi bentrok yang luas, antara tentara dan para penentang pemerintah.
Kini, para penentang pemerintah membanjiri kembali ibukota Manama, yang terletak di tepi pantai. Mereka mirip seperti para pengunjuk rasa yang berlangsung di Tahrir Square, Cairo. Militer Bahrain menarik pasukannya dari ibukota Manama, Sabtu petang.
Kini aksi-aksi protes berlangsung damai, dan belum nampak terjadi kekerasan antara peserta aksi protes dengan aparat kepolisian, yang berjaga-jaga di kota Manama. Para pengunjuk rasa menari dan menyanyi, sambil sesekali meneriakkan protes, dan menuntut penguasa negeri itu mengundurkan diri. Diantara para pengunjuk rasa itu membawa panflet yang bertuliskan dalam bahasa Inggris, "Peaceful".
Pemimpin negeri kepulauan yang ada Teluk itu, Pangeran Salman al-Khalifa, yang juga menjadi kepala militer dan keamanan nasional Bahrain, melalui telivisi nasional mengatakan, "Segera akan kembali situasi yang tenang, dan akan tercapai tujuan kita", ujar al-Khalifa. "Rakyat Bahrain akan berkerjasama dengan semua kekuatan politik yang ada untuk menciptakan situasi yang aman", tambah al-Khalifa. (mh/cnn)