Militer Jerman akhirnya mengakui bahwa tentaranya memang sengaja menembaki robongan warga sipil Afghanistan yang sedang menuju ke sebuah pemakaman pada Rabu (18/5). Aksi penembakan itu menewaskan 12 orang pengunjuk rasa dan belasan orang lainnya luka-luka, termasuk dua tentara Jerman.
Pengakuan itu disampaikan dalam pernyataan militer Jerman yang dimuat di situs resmi mereka. Militer Jerman juga mengatakan bahwa tentara mereka bertanggung jawab atas beberapa korban tewas dalam insiden penembakan itu. Sebelumnya, militer Jerman membantah kalau tentaranya yang bertugas di Afghanistan sengaja menembak warga sipil Afghanistan itu, dan mengklaim tentara mereka hanya melepaskan tembakan peringatan.
Peristiwanya terjadi pada Rabu pagi itu, di depan kamp militer Jerman di kota Talogan, utara Afghanistan. Serombongan warga sipil melakukan arak-arakan sambil membawa empat jenazah yang tewas akibat serangan pasukan AS malam sebelumnya, menuju ke tempat pemakaman. Sambil melakukan prosesi ke pemakaman, rombongan warga berunjuk rasa atas serangan pasukan AS yang lagi-lagi menewaskan warga sipil Afghanistan.
Militer Jerman mengklaim, sejumlah warga yang ikut dalam prosesi ke pemakamam melemparkan granat dan bom molotov ke kamp pasukan Jerman, yang hanya berisi 40 tentara. Karena menerima laporan kamp mereka diserang, tentara Jerman dan tentara Afghanistan yang ikut menjaga kamp tersebut, langsung melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga untuk membubarkan mereka.
Saksi mata dari kalangan warga Aghanistan mengungkapkan, tentara yang ada di kamp militer Jerman membuat formasi "pertahanan diri" setelah diserang oleh rombongan warga sipil yang sedang melintas menuju ke pemakaman. Awalnya, tentara di kamp tersebut hanya memberikan peringatan berupa kode tangan dan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Tapi, tak berapa lama kemudian, sejumlah tentara melepaskan tembakan ke arah kaki para pengunjuk rasa.
Pasukan gabungan internasional di Afghanistan, ISAF kini sedang menyelidiki insiden penembakan di Talogan. Sementara militer AS menyatakan bahwa operasi militer yang mereka lakukan ke Talogan dan menewaskan warga sipil, adalah operasi untuk menangkap dan membunuh para teroris, dan mengklaim berhasil menewaskan para pemberontak berbahaya dalam operasi tersebut. (ln/Spiegel-ol)