Militer Israel pada hari Minggu kemarin (22/7) mengatakan bahwa presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya masih berada di ibukota Damaskus Suriah dan ia mempertahankan loyalitas angkatan bersenjatanya dalam menghadapi para pemberontak.
Ada keraguan tentang lokasi keberadaan Assad sejak bom meledak pada Rabu lalu yang menewaskan empat anggota komando tinggi di Damaskus. Assad tidak berbicara di depan umum sejak TV negara menyiarkan rekaman dia mengangkat sumpah menteri pertahanan yang baru.
“Militer (Suriah) masih setia kepada Assad, meskipun adanya gelombang yang sangat besar dari pembelotan, ia dan keluarganya masih di Damaskus,” kata Brigadir Jenderal Yoav Mordechai, kepala juru bicara untuk pasukan bersenjata Israel, dalam sebuah wawancara di televisi Israel.
Dalam eskalasi konflik perlawanan terhadap Presiden Assad telah berubah menjadi perang sipil habis-habisan, pertempuran berkecamuk di sekitar markas intelijen di kota terbesar Aleppo dan di Deir al-Zor di wilayah timur, saat pasukan Suriah membombardir beberapa wilayah dari Damaskus dengan helikopter tempur hari Minggu kemarin.
Pemboman di Damaskus dan Deir al-Zor menunjukkan tekad Assad untuk membalas serangan bom pada Rabu lalu yang menewaskan empat anggota komando tingginya.
Pemberontak dilaporkan terusir dari Mezzeh, distrik diplomatik Damaskus, penduduk dan aktivis oposisi mengatakan, dan lebih dari 1.000 tentara pemerintah dan milisi pro Assad menyerbu ke daerah tersebut, didukung oleh kendaraan lapis baja, tank dan buldoser.
Tiga orang tewas dan 50 lainnya, kebanyakan warga sipil, cedera dalam pemboman pagi hari, kata Thabet, warga Mezzeh.
“Distrik ini dikepung dan banyak warga terluka tanpa perawatan medis,” katanya.
Lingkungan dari Barzeh, satu dari tiga wilayah utara yang dilanda serangan helikopter tempur, juga dikepung oleh pasukan elit dari divisi empat.
Divisi ini dijalankan oleh saudara Assad, Maher al-Assad, 41 tahun, yang secara luas dilihat sebagai pihak yang mempertahankan kekuasaan minoritas Alawit dari keluarga Assad.(fq/aby)