Militer Israel Mulai Masuk ke Tengah Jalur Gaza, Korban Sipil Terus Berjatuhan

Tank-tank dan pasukan Israel mulai memaksa masuk ke pusat Jalur Gaza dan misil-misil mereka kembali menelan korban warga Palestina tak berdosa.

Sedikitnya lima orang tewas dan 15 lainnya luka-luka akibat ledakan di rumah seorang anggota Hamas, yang menjadi target serangan Israel, Rabu (12/7) dini hari.

Warga setempat dan petugas medis mengungkapkan, rumah tersebut dihantam misil dari pesawat jet Israel. Namun aparat keamanan Palestina mengatakan, hanya terjadi sebuah ledakan pada dini hari tadi.

Beberapa menit setelah peristiwa itu, sebuah mobil di wilayah yang sama menjadi target serangan udara Israel. Saksi mata mengatakan, akibat serangan itu tiga warga Palestina terluka.

Militer Israel menyatakan, alasan mereka menyerang rumah yang berlokasi di kawasan Syeikh Radwan itu karena menjadi tempat ‘pertemuan para teroris’ yang merencanakan serangan dan tembakan roket. Syeikh Radwan merupakan kawasan yang dikenal sebagai basis kuat Hamas.

Kerasnya ledakan membuat rumah bertingkat dua milik Muhamad al-Salmiah, seorang anggota Hamas itu runtuh, menimbun keluarga yang berada didalamnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak.

Bersamaan dengan serangan-serangan itu, tank-tank dan pasukan Israel memaksa masuk ke pusat Jalur Gaza pada Rabu dini hari.

Sementara itu, para pejuang Palestina berusaha menembakkan kembali roket-roketnya ke arah perbatasan Kissufim, tapi roket-roket itu meleset dan hampir mengenai pasukan Israel.

Insiden lainnya terjadi di kota Deir al-Balah. Warga setempat mengungkapkan, seorang polisi Palestina tewas setelah terjadi baku tembak antara pejuang Palestina dan pasukan Israel.

Israel tetap tidak mengindahkan kritik dunia internasional atas agresinya ke Jalur Gaza. Israel bahkan mengancam akan terus melakukan serangan tanpa batas waktu.

Seorang militer Israel berpangkat Kolonel yang hanya menyebut namanya Yoel mengatakan,"Target utama kami adalah infrastruktur para teroris, para penembak roket, kelompok bersenjata dan tempat-tempat menyembunyikan senjata.

"Tapi tentu saja Kami di sini untuk menunjukkan bahwa, jika Tuhan melarang salah satu di antara kami ditangkap oleh musuh, militer akan melakukan apapun untuk menyelamatkannya kembali," katanya. (ln/aljz)