Militer Inggris memberikan keistimewaan pada putera Pangeran Charles, Pangeran Harry yang tergabung dalam angkatan bersenjata negara itu. Para komandan militer Inggris mengatakan bahwa mereka tidak akan menugaskan Pangeran Harry ke Irak, dengan alasan situasi di Negeri 1001 Malam itu membahayakan keselamatan Pangeran Harry.
Calon putera mahkota Inggris di urutan ketiga itu, seharusnya ditugaskan ke wilayah Basra, Irak. Namun kementerian pertahanan Inggris menyatakan, para pejuang di Irak sedang mengincar Pangeran Harry dan mereka khawatir Pangeran akan menjadi target penculikan.
"Saya telah memutuskan bahwa resiko yang mungkin dihadapi Pangeran Harry terlalu besar. Saya juga telah memutuskan bahwa ia juga membawa resiko bagi pasukan dan skuadronnya… Resiko itu juga terlalu besar, " kata Richard Dannat, kepala angkatan bersenjata Inggris.
Pangeran Harry, putera kedua Pangeran Charles yang baru berusia 22 tahun itu bergabung dengan Resimen Blues dan Royals. Ia seharusnya diberangkatkan ke Irak minggu-minggu ini sebagai bagian dari rotasi pasukan Inggris yang ditugaskan ke Irak. Dan Pangeran Harry dalam berbagai kesempatan menyatakan bahwa ia akan berangkat dengan pasukannya.
Namun Dannat mengatakan, besarnya resiko membuat militer Inggris mengambil keputusan untuk membatalkan penugasan Harry, meski ia mengakui bahwa Harry adalah seorang tentara yang berdedikasi dan profesional.
"Ada sejumlah ancaman spesifik, beberapa di antaranya dilaporkan dan beberapa lainnya tidak dilaporkan. Ancaman itu mengarah langsung pada diri Pangeran Harry, " ujar Dannat.
"Dan ancaman itu akan berdampak pada orang-orang di sekitarnya, pada tingkat yang saya tahu tidak akan bisa kami terima, " sambung Dannat.
Sementara itu, dalam pernyataan yang dirilis Clarence House dengan mengatasnamakan Pangeran Harry disebutkan bahwa Pangeran sangat kecewa dengan keputusan tersebut, namun ia tidak akan mundur dari kemiliteran. Menurut rilis itu, Pangeran secara penuh memahami keputusan yang diambil Dannat. (ln/aljz)