Militer AS di Irak membebaskan lima tahanan wanita Irak. Namun AS dan para pejabat Irak menegaskan bahwa pembebasan itu tidak ada kaitannya dengan tuntutan dari para penyandera wartawan AS, Jill Carroll yang sampai saat ini masih belum diketahui rimbanya.
"Kasus dari lima tahanan perempuan Irak itu merupakan kasus hukum dan tidak ada kaitannya dengan kasus wartawan Amerika," kata sumber di Kementerian Kehakiman Irak pada Kamis (26/1).
Sementara itu juru bicara militer AS mengatakan, lima wanita Irak yang dibebaskan itu, merupakan bagian dari 414 tahanan lainnya yang dibebaskan militer AS. Pembebasan itu merupakan rekomendasi dari sebuah panel yang beranggotakan pejabat AS dan Irak, setelah melakukan peninjauan kembali terhadap kasus-kasus para tahanan.
Sumber-sumber di kalangan pejabat Irak mengungkapkan bahwa AS tidak ingin terkesan menyerah pada tuntutan penyandera Carroll dalam pembebasan para tahanan itu. Namun pihak kementerian kehakiman Irak menyatakan bahwa mereka sudah menekan militer AS untuk membebaskan tahanan wanita. Mereka menilai menahan kaum perempuan adalah hal yang memalukan.
Setelah membebaskan 500 tahanan pada pekan kemarin, masih ada 14.000 orang yang kini masih berada dalam tahanan militer AS dengan alasan keamanan.
Pada saat yang bersamaan pada Kamis kemarin, Siham Faraj, ibu dari Hala Khalid,28 tahun mengungkapkan rasa syukurnya, karena anak perempuannya yang ditangkap oleh pasukan AS saat menyerbu rumah mereka di Baghdad, dibebaskan. Dalam penyerbuan yang terjadi pada 24 September lalu, pasukan AS menangkap dan menahan Hala serta seorang saudara laki-lakinya.
"Kami bahagia dan bersyukur pada Tuhan atas rahmatnya. Saya menyerukan pada para penculik agar segera membebaskan reporter Amerika itu. Karena ia tidak bersalah seperti juga Hala," kata Faraj.
"Saya harap orang-orang Amerika menghentikan aksi penangkapan yang membabi buta. Kami hanya menginginkan perdamaian di negeri ini," sambungnya. (ln/aljz)