Militer AS di Irak Diduga Kerahkan Penembak Jitu, Targetnya Warga Sipil

Warga dan sejumlah dokter di Kota Sadr menuding militer AS mengerahkan para penembak jitunya atau sniper, dalam pertempuran melawan kelompok milisi Moqtada al-Sadr di kota itu. Para sniper sengaja menembak warga sipil yang terjebak di tengah pertempuran, di bagian kaki dan perutnya.

Sejak pertempuran antara milisi al-Sadr dan pasukan AS pecah di Kota Sadr pada bulan Maret lalu, 321 warga Irak tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Menurut para dokter di sejumlah rumah sakit di sekitar kota itu, dari luka-luka para korban yang dibawa ke rumah-rumah sakit, diduga penyebabnya adalah senapan-senapan canggih dan peluru-peluru dari persenjataan pasukan Amerika.

Para dokter dan warga setempat meyakini bahwa pelakunya adalah para penembak jitu pasukan AS yang dikerahkan dalam pertempuran. Seorang ibu yang anak lelakinya menjadi korban mengungkapkan keyakinannya, bahwa puteranya bernama Ali Murtaha ditembak oleh sniper pasukan AS. Ali Murtaha yang baru berusia tiga tahun, kini dirawat di Rumah Sakit al-Sadr dengan luka tembakan di bagian perut.

"Seorang sniper Amerika menembak anak saya. Siapa lagi kalau bukan mereka? Tentara AS ada di mana-di mana di tempat tinggal kami, " kata sang ibu sambil menjaga puteranya.

Di rumah sakit yang sama, warga Irak lainnya Tharwat Abbas (26) juga tergolek lemah akibat dua luka tembak, satu di perutnya dan satu lagi di paha kirinya. "Terjadi rentetan tembakan yang dilakukan secara serampangan di wilayah kami. Setelah berhenti, saya keluar rumah untuk menjemput adik saya. Tiba-tiba saya ditembak sebanyak dua kali, " tutur Abbas.

"Saya tidak tahu siapa yang menembak saya. Tapi saya percaya pelakunya adalah tentara Amerika, " tukas Abbas.

Tapi petugas medis di Rumah Sakit al-Sadr menyangsikan bahwa kasus luka tembak yang mereka tangani akibat dari penembakan yang dilakukan secara random. "Tembakan random biasanya diarahkan ke mana saja, tapi para korban ini mengalami luka tembak di bagian yang spesifik… seperti bagian perut dan kaki, " kata dokter Ala Haider.

Ia melanjutkan, "Dalam operasi yang kami lakukan terhadap sejumlah pasien, kami juga menemukan peluru-peluru di dalam tubuh mereka. Peluru-perluru itu adalah peluru dari senjata pasukan AS. Kami bisa membedakan antara peluru dari senjata pasukan Irak dan peluru dari senjata pasukan AS."

Kecurigaan bahwa militer AS mengerahkan para snipernya dan sengaja menjadikan warga sipil sebagai target mereka, diperkuat oleh pernyataan anggota legislatif dari blok al-Sadr. Falah Shanshal mengatakan, penembak jitu itu mengambil tempat di atap-atap gedung. "Mereka membunuh banyak orang. Warga jadi tidak leluasa ke luar rumah, terutama pada sore hari, " ujarnya.

Namun militer AS menolak tudingan itu. "Tidak ada tentara AS yang menjadi warga sipil tak berdosa, berapa pun usianya sebagai target serangan mereka. Kami tidak melakukan itu, " bantah Letnan Kolonel Stover jubir militer AS di Baghdad.

Tetapi para pengamat mengatakan, militer AS dikenal dengan perilakunya yang suka menembak secara serampangan ketika mereka diserang. (ln/mol)