Semakin banyak tentara bayaran asal Inggris yang digunakan untuk melawan Mujahidin di Suriah dan Irak, surat kabar Independent Inggris melaporkan pada akhir pekan lalu.
James Hughes, mantan infanteri Inggris yang pernah bertempur di Afghanistan, hadir di Kobane mendukung milisi Kurdi dalam perjuangan mereka melawan Negara Islam , kata harian itu.
Informasi yang diperoleh dari profil Facebook nya menunjukkan bahwa ia meninggalkan kemiliteran Inggris tahun ini setelah pelayanan lima tahunnya.
Hughes, yang kini menjadi “tentara bayaran,” bertempur untuk milisi Kurdi Unit Perlindungan Rakyat, YPG. Dia tidak sendirian, rekan senegaranya Jamie Baca, yang Facebook pagenya menunjukkan ia pernah dilatih oleh tentara Perancis, berjuang bersama dengannya.
Menurut koran itu, beberapa tentara bayaran asal Inggris tampaknya telah direkrut oleh Jordan Matson, seorang warga Amerika yang pada bulan Oktober terungkap telah bergabung dengan milisi Kurdi dalam pertempurannya dengan IS.
Dengan sebutan “Lions of Rojava,” Jordan Matson di halaman Facebooknya mendesak orang untuk bergabung dan membantu untuk “mengirim teroris ISIS ke neraka dan menyelamatkan umat manusia” .
Pada hari Minggu, ia diposting bersama tentara bayaran lainnya dengan mengenakan seragam militer, dengan keterangan: “Lebih baik hidup satu hari sebagai Singa daripada seribu hari tetapi sebagai anak domba.”
Jordan Matson, dilaporkan telah terluka dalam pertempuran melawan IS.
Perdana Menteri Inggris David Cameron juga menekankan bahwa ada perbedaan mendasar kepada warga Inggris yang berjuang untuk Kurdi dan yang bergabung dengan ISIS. (Arby/Dz)