Organisasi non-pemerintah, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia mencatat bahwa rezim Suriah telah lima kali menggunakan senjata kimia, setelah serangan terakhir terhadap kota, “Khan Shaikhoun”di Idlib pada bulan April lalu.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh jaringan yang berbasis di London tersebut menyatakan bahwa serangan kimia baru-baru ini dilancarkan oleh rezim Suriah di wilayah-wilayah yang dikuasai oposisi di Damaskus dan pedesaannya.
jaringan mengatakan bahwa rezim Suriah tidak juga menghentikan penggunaan senjata kimia setelah pemboman bandara militer di Homs, yang merupakan basis pesawat rezim yang melakukan serangan di Khan Shaikhoun.
Laporan ini mencatat bahwa rezim Suriah melakukan serangan dengan bahan kimia kecil hingga tidak meninggalkan jumlah korban yang besar karena takut akan menarik perhatian dunia.
jaringan mengatakan bahwa serangan baru oleh rezim yang terdokumentasi sebagian besarnya dilakukan dengan granat yang diyakini sebagai granat gas klorin, selama serangan militer rezim yang berusaha untuk merebut kendali dari kelompok oposisi bersenjata.
Rezim Suriah diluncurkan pada 4 April / April lalu serangan kimia di Khan Shaikhoun daerah Idlib hingga lebih dari 100 warga sipil tewas, dan melukai lebih dari 500 warga, diman kebanyakan dari mereka anak-anak, diikuti oleh kecaman internasional.
Menurut laporan itu, serangan kimia sejak Maret 2011 sampai dengan 31 Juli 2017, terjadi lebih dari 207 serangan dan telah menewaskan 1.420 orang, termasuk 1.356 warga sipil, diantaranya 186 anak-anak dan 244 wanita, dan 57 pejuang oposisi, dan 7 tahanan dari pasukan Rezim di penjara oposisi, sementara setidaknya 6672 orang terluka (skn/hr)