Muslim Australia menyatakan akan mengajukan banding atas keputusan Dewan Kota Camden yang menolak proposal pembangunan sekolah Islam di kota itu. Mereka menyesalkan keputusan Dewan Kota Camden dan menilai penolakan itu berlatar belakang rasis.
Seperti diberitakan kemarin, Dewan Kota Camden, sebuah kota di pinggiran Sydney, Australia dengan suara bulat menolak permohonan pembangunan sekolah Islam di kota itu, yang diajukan oleh Dar Tahfez El-Quran Society tahun 2007 lalu. Walikota Camden Chris Patterson membantah penolakan itu berlatarbelakang Islamofobia warga lokal. Menurut Patterson, penolakan dilakukan terkait dengan perencanaan tata kota Camden.
Meski faktanya, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan warga Camden menunjukkan ketidaksukaan dan kekhawatiran mereka terhadap eksistensi Islam dan Muslim, jika sekolah Islam yang nantinya akan menampung 1.200 siswa itu berdiri.
Direktur Eksekutif Forum on Australia’s Islamic Relations (FAIR) Kuranda Seyit mengatakan, alasan yang dikemukakan walikota Camden hanya kamuflase untuk menghindari kemungkinan terjadinya ketegangan sosial jika pembangunan sekolah Islam itu disetujui. "Saya melihat ini sebagai kemenangan bagi rasisme, " kata Sayit pada AFP.
Sebelum Dewan Kota mengambil keputusan menolak pembangunan sekolah Islam di Camden, warga setempat selama berbulan-bulan melakukan kampanye menentang rencana pembangunan itu. Puncak penolakan mereka terjadi bulan November lalu. Warga yang menentang menancapkan dua kepala babi di lokasi tempat sekolah Islam itu akan dibangun.
Seorang warga Camden menuding warga Muslim akan mengambil alih kota mereka dengan membangun sekolah itu. "Selanjutnya, pasti akan ada masjid. Sekolah itu tidak cocok untuk kota ini, " kata seorang pria, warga Camden pada radio ABC.
Warga Muslim sudah menetap di Australia sejak lebih dari 200 tahun yang lalu dan jumlahnya sekarang sekitar 1, 5 persen dari 20 juta total populasi Negeri Kanguru itu. Di Kota Camden sendiri, terdapat sekitar 150 keluarga Muslim.
Sebagian kecil warga Camden menyayangkan keputusan Dewan Kota yang menolak pembangunan sekolah Islam di Camden. "Keputusan itu membuat jelek nama Camden. Saya punya pelanggan warga Muslim yang sering makan di restoran saya dan mereka orang-orang yang menyenangkan, " kata Thiery Marillier, yang berprofesi sebagai juru masak.
"Saya tidak keberatan dengan sekolah itu, keputusan ini keputusan yang picik, " sambungnya seperti dilansir The Daily Telegraph.
Dukungan terhadap warga Muslim juga disampaikan Kardinal George Pell dari Keuskupan Sydney. "Setiap orang di Australi punya hak untuk mendapat keadilan, begitu juga warga Muslim. Kami tentu saja percaya pada sekolah-sekolah keagamaan, " ujar Kardinal Pell.
"Saya sudah sering bicara tentang kewajiban masyarakat Australi untuk menghormati hal semua agama minoritas… dan tentu saja termasuk umat Islam, " sambung Pell.
Banding
Dar Tahfez El-Quran Society yang berbasis di Sydney menegaskan akan mengajukan banding atas keputusan Dewan Kota Camden. "Kami tahu warga lokal akan ribut dan ketika ini terjadi kami tidak kaget lagi, " kata Presiden Dar Tahfez El-Quran Fouad Chami pada The Daily Telegraph.
"Dewan Kota memutuskan ini karena takut kalau mereka menyetujui sekolah ini, maka mereka akan kehilangan kesempatan untuk berkuasa kembali, " sambung Chami, merujuk agenda pemilihan walikota yang akan berlangsung bulan September mendatang.
Chami menyatakan sudah siap untuk memperjuangkan pembangunan sekolah Islam di Camden di Pengadilan Pertanahan dan Lingkungan, bahkan sebelum mereka mengajukan permohonan pembangunan sekolah itu. Ia menegaskan, jika perlu lembaganya akan menjual apa saja untuk membiayai proses pengadilan.
"Kami yakin bahwa kami 100 persen melakukannya sesuai hukum. Kami tidak melakukan apapun yang bertentangan dengan hukum. Ini Australia, tapi kami seperti masih berada di Afrika atau semacamnya, " tandas Chami.
Untuk membangun sekolah Islam itu, Der Tahfez El-Quran telah membeli sebidang tanah di Camden dengan harga 1, 5 juta dollar dan sudah mengeluarkan uang 250 ribu dollar untuk mengurus permohonan izin pembangunan. (ln/iol)