Meski Dilarang Abbas, Hamas Takkan Tinggalkan Strategi Perlawanan

Batalyon Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas menegaskan tuntutannya agar Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta maaf kepada rakyat Palestina. Menurut Al-Qassam, pernyataan Presiden Abbas yang berisi perang terbuka terhadap semua pihak yang terlibat dalam peluncuran misil ke wilayah penjajah Zionis Israel, telah melukai rakyat Palestina.

“Abbas harus merevisi ucapannya itu, dan menyatakan sikapnya yang jelas terhadap perilaku kejahatan yang bisa merupakan tusukan tajam bagi rakyat Palestina, ” demikian pernyataan al-Qassam.

Al-Qassam yang mengirimkan pernyataannya kepada Palestine Information Center menegaskan, “Apa yang diucapkan Abbas adalah bukti yang sangat jelas dan baru atas adanya hubungan dan koordinasi antara Abbas dengan penjajah Zionis dan berbagai agen asing untuk mematahkan perlawanan Palestina. ”

Al-Qassam menambahkan, “Kejahatan amoral dan tidak nasionalis ini menyingkap wajah orang-orang yang bermuka dua, berpura-pura menangis dan bersedih atas apa yang menimpa rakyat Palestina tapi di sisi lain ia berupaya meraup keuntungan pribadi. ”

Sementara itu, diberitakan pula bahwa Hamas menampik isu bahwa pihaknya menyetujui ketetapan Presiden Palestina yang berisi penghentian perlawanan terhadap penjajah Zionis Israel di Palestina, dengan kompensasi pembukaan jembatan Ghaza. Menurut Hamas, isu itu tidak benar karena pihaknya tidak pernah memberi dan takkan pernah mendukung komitmen menghentikan perlawanan terhadap penjajah.

Sami Abu Zuhri, jubir Hamas mengatakn, “Hamas komitmen dengan seluruh bentuk perlawanan yang harus dilakukan guna membela hak rakyat Palestina dari penjajah dan serangan Zionis Israel."

Ia menambahkan, “Jika yang dimaksud adalah menjaga keamanan perbatasan dan memberi kemudahan bagi pembukaan jembatan tersebut, maka Hamas bersedia melakukannya tanpa ada komitmen apapun yang berisi perubahan dari strategi perlawanan terhadap Israel.”

Menurut Sami Abu Zuhri, Hamas mempunyai banyak kemampuan yang bisa mempermudah pembukaan jembatan Rafah, karena penutupan jembatan pun bila dilakukan, “Akan membawa penderitaan bertambah besar bagi rakyat Palestina, khususnya para pasien yang harus dirawat dan orang-orang tua. ” (na-str/pic)