Mesir Siap Luncurkan Program Nuklirnya

Mesir mengumumkan bahwa negaranya akan membuat sejumlah stasiun tenaga nuklir. Presiden Husni Mubarak dalam peresmian sebuah pembangkit listrik di Kairo mengatakan bahwa dalam beberapa hari ini ia akan mengumumkan pembentukan sebuah dewan tertinggi yang membidangi pengembangan nuklir untuk kepentingan damai.

Menurut Mubarak, Mesir akan bekerjasama dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam mengembangkan program nuklirnya, berdasarkan kerangka kerja yang transparan, saling menghormati dan memegang teguh komitmen dalam kesepakatan non-proliferasi.

Mesir sebenarnya sudah mulai membangun program nuklirnya sejak era tahun 1970-an, namun menghentikannya pada tahun 1986 setelah terjadi bencana Chernobyl. Dan sekarang pemerintahan Mubarak ingin menghidupkannya kembali.

"Mesir akan menuntaskan program energi nuklirnya dengan keyakinan bahwa keamanan dalam hal penyediaan energi merupakan elemen dasar untuk membangun masa depan Mesir dan merupakan bagian dari upaya menjaga keamanan nasional Mesir, " kata Mubarak.

Namun Mubarak tidak menyebutkan dengan negara-negara mana saja Mesir akan bekerjasama dalam membangun stasiun-stasiun energi nuklirnya atau berapa stasiun yang akan dibangun. Tahun lalu, Mubarak sempat mendiskusikan kerjasama nuklir saat berkunjung ke Rusia dan China.

Di tengah memanasnya masalah nuklir Iran, Mubarak ingin menunjukkan ambisinya membangun program nuklir damai bagi negaranya. Bulan November 2006 lalu, Mubarak menegaskan bahwa Mesir tidak butuh izin siapa pun dalam membangun program nuklirnya, karena Mesir sudah menandatangani Kesepakatan Non-Proliferasi.

Masih pada tahun 2006, Mesir mengumumkan bahwa negara itu sedang mempelajari kemungkinan untuk membangun stasiun energi nuklir pada tahun 2020. Terkait hal itu, Mesir terus berusaha meyakinkan dunia internasional bahwa Mesir tidak akan mengimpor uranium dari negara lain.

Mesir termasuk negara yang mengecam Barat karena dianggap menerapkan standar ganda dalam masalah pengembangan nuklir. Mesir pernah menyerukan kawasan bebas senjata nuklir di Timur Tengah, tapi seruan itu ditolak negara-negara Eropa.

Mesir dan Suriah pada bulan September kemarin mendesak IAEA agar mengeluarkan resolusi untuk mengecam senjata nuklir yang dimiliki Israel. Israel diyakini memiliki senjata nuklir, tapi tidak pernah tersentuh oleh inspeksi IAEA.

Selain Mesir, negara-negara Arab lainnya yang mengisyarakatkan akan membangun program nuklirnya untuk kepentingan damai adalah Yordania, Libya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Dalam kunjungan ke Arab Saudi belum lama ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa negaranya akan membantu Saudi jika ingin membangun program nuklirnya. (ln/al-araby)