Mesir-Saudi Dukung Ide Kirim Pasukan Arab ke Jalur Ghaza

Liga Arab, dipelopori Arab Saudi dan Mesir sedang mengkaji kemungkinan untuk mengirimkan pasukan Arab ke Jalur Ghaza untuk mengakhiri kontrol Hamas di negara itu. Ide pengiriman pasukan itu dilontarkan Mesir pekan lalu dengan alasan untuk membangun kembali otoritas Palestina yang satu dan mengakhiri perpecahan di Palestina.

Palestina saat ini memang terpecah menjadi dua wilayah, wilayah Tepi Barat yang dikuasai Fatah dan Jalur Ghaza yang dikuasai Hamas. Dalam pidatonya dalam pertemuan Menlu-Menlu Arab di Kairo hari Senin (8/9), Menlu Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal mendesak negara-negara Arab untuk bersatu mengakhiri perpecahan di Palestina dan mengisyaratkan dukungannya terhadap usulan Mesir agar negara-negara Arab mengirimkan pasukan ke Jalur Ghaza.

Menurutnya Pangeran Saud, faksi-faksi di Palestina, masing-masing punya kepentingan atas berlanjutnya perpecahan di Ghaza. Dan sudah saatnya negara-negara Arab bersikap solid dan tegas terhadap orang-orang telah menumpahkan darah rakyat Palestina dan memperdalam perpecahan di negeri itu.

"Yang dibutuhkan cuma satu otoritas Palestina dan satu pemerintahan yang mengontrol militer serta seluruh pasukan keamanan Palestina, " kata Pangeran Saud.

Menlu Saudi Pangeran Saud dan Menlu Mesir Ahmed Aboul Gheit di sela-sela pertemuan di Kairo mengatakan, ide Mesir agar dilakukan pengiriman pasukan Arab ke Ghaza guna mengakhiri kontrol Hamas di wilayah itu, sudah dibahas di kantor pusat Liga Arab. Saat ini, Liga Arab sedang menjajaki dan mempelajari kemungkinan pengiriman pasukan Arab tersebut, yang sekaligus untuk membangun kembali satu saja pemerintahan otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat.

"Kehadiran pasukan Arab bisa membantu mengakhiri pertikaian dan menghentikan konfrontasi Palestina-Israel, " kata Aboul Gheit.

Sementara itu media massa Arab dalam laporannya menyebutkan agenda tersembunyi di balik ide pengiriman pasukan Arab ke Jalur Ghaza untuk mematahkan kekuasaan Hamas. Media-media itu mengatakan, Mesir dan Saudi sebenarnya khawatir melihat makin besarnya pengaruh Iran di Ghaza yang selama ini mendukung perjuangan Hamas.

Di Palestina, Hamas dan sejumlah faksi pejuang lainnya menegaskan bahwa mereka menolak ide pengiriman pasukan Arab ke Jalur Ghaza. Ide Mesir memang terkesan aneh, negara-negara Arab seharusnya mengirimkan pasukannya ke Ghaza untuk membantu melawan kekejaman dan blokade Israel, bukannya malah ingin memberangus Hamas dan mendukung Fatah yang jelas-jelas menjadi kaki tangan AS di Palestina. (ln/arbns)