"Muslim dan Kristen Mesir, semua keluar berperang melawan rezim yang korup, yang menindas, yang menghancurkan kebebasan, dan menciptakan pengangguran", sebuah pernyataan yang ditandatangani 70.000 orang.
Kantor berita Assosiated Pres, mengabarkan kekuatan pasukan khusus kontra teroris digelar di sekitar Cairo, dan Menteri Dalam Negeri, memperingatakan, akan memerintahkan penggunaan kekuatan pasukan khusus itu.
Essam el-Erian, juru bicara Ikhwanul Muslimin, memperingatkan rezim Mubarak, konsekwensi kekerasan yang dilakukan pemerintah, justru akan menghancurkan pemerintah, dan aksi protes tidak akan pernah berhenti. "Aksi ini akan terus berlanjut, bukan hari Jum’at ini, di hari-hari lainnya akan berlanjut", ujar el Erian.
Jutaan orang berkumpul di masjid-masjid di seantero Cairo, menjelang shalat Jum’at, dan mereka akan melakukan aksi menjatuhkan Mubarak. Usai shalat Jum’at pecah aksi massa menghadapi pasukan militer Mesir. Mereka menggunakan bom molotov, dan bentrok dengan aparat keamanan tak dapat dihindarkan.
Di Suez, serta di pusat perbelanjaaan Giza pasukan keamanan berhadapan dengan massa, dan polisi menembakkan gas air mata. "Ini adalah revolusi", ujar seorang anak remaja yang berumur 16 tahun, dan menambahkan, "Setiap hari saya akan datang ke tempat ini", ujarnya. (mn/aljz)