Pemerintah Mesir kemarin mengaku telah berhasil membongkar jaringan kelompok Islam Ekstrem yang merancang peledakan di sejumlah tempat wisata di Mesir, menyerang tokoh Islam dan Kristen. Dengan ditemukannya jaringan tersebut, jubir resmi pemerintah Mesir juga mensinyalir kemungkinan diperpanjangnya undang-undang darurat yang sedianya akan berakhir pada Juni 2006.
Reuters mengutip sumber Kementerian Dalam Negeri Mesir, menyebutkan bahwa kelompok teroris yang berhasil terbongkar itu menamakan dirinya dengan “Thaifah Mansurah’ (kelompok yang dimenangkan). Kelompok tersebut memiliki anggota tidak kurang dari 22 orang yang tersebar di sejumlah wilayah Mesir.
Masih menurut keterangan pemerintah, sejumlah informasi dan dokumen yang telah diteliti menyimpulkan mereka tengah merancang aksi penyerangan ke sejumlah target lokasi wisata di Kairo. Selain itu mereka juga memiliki rencana menyerang sejumlah tokoh agama, baik dari kalangan Muslim maupun Kristen. Disebutkan bahwa kelompok itu menganut pemikiran Salafiyah Takfiriyah, yang mengkafirkan kaum Muslim bila tidak tunduk pada keinginan memberlakukan syariat Islam.
Namun dokumen itu tidak menyebutkan adanya kaitan dengan Jaringan Qaidah Jihad yang dipimpin Abu Musab Az-Zarqaqi di Irak. Meski disebutkan pula bahwa kelompok itu juga turut menyalurkan tenaga kaum pemuda untuk berjuang di luar Mesir. Seluruh anggota kelompok yang telah teridentifikasi oleh pemerintah Mesir, adalah kaum muda yang usianya berkisar 18 – 31 tahun.
Sesuai UU Mesir, pihak keamanan dibolehkan menangkap orang-orang yang dicurigai dalam rentang waktu tak dibatasi, tanpa pengadilan. Menurut Reuters, hingga kini, lebih dari 10 ribu orang berada di balik jeruji penjara Mesir. Hal ini dipandang oleh kelompok oposisi sebagai upaya pemerintah memandulkan upaya politik apapun yang bisa menggantikan pemerintahan Mesir. (na-str/reuters)