Inilah perubhan yang sangat dramatis dan mendasar serta fundamental sikap pemerintahan baru Mesir, di mana negeri Spinx itu secara permanen membuka perbatasan Rafah mulai Sabtu Ini. Kebijakan pemerintah baru Mesir, menandakan babak baru yang terhadap rakyat Palestina, yang selama ini Mesir menjadi "kaki tangan" Israel, dan ikut melakukan blokade terhadap Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama empat tahun.
Kantor berita MENA mengatakan hari Rabu, penguasa militer Mesir mengatur tanggal untuk pembukaan penyeberangan sebagai bagian dari upaya "untuk mengakhiri status pembagian Palestina dan mencapai rekonsiliasi nasional". Inilah langkah yang paling dramatis oleh militer Mesir terhadap rakyat Palestina. Kebijakan ini mengabaikan semua tekanan Israel dan AS yang menginginkan Mesir tetap melakukan isolasi permanen terhadap rakyat Gaza, yang sudah dikuasai Hamas.
Perbatasan Rafah akan dibuka secara permanen dimulai pada hari Sabtu 9:00-09:00 setiap hari kecuali hari Jumat dan hari libur.
"Sumber-sumber di keamanan nasional mengatakan kepada Al Jazeera bahwa militer membuka perbatasan," ujar Ayman Mohyeldin,wartawan Aljazeera dari ibu kota, Kairo.
"Seorang anggota senior Hamas mengunjungi Mesir juga telah menegaskan bahwa mereka telah diberitahu bahwa militer akan membuka perbatasan," katanya.
Wartawan Al Jazeera Nicole Johnston, melaporkan dari Gaza, mengatakan, "Orang-orang dari Gaza dan Mesir telah menunggu berita ini selama beberapa minggu terakhir."
"Ini pada dasarnya akan memungkinkan semua perempuan untuk meninggalkan Gaza, juga anak-anak di bawah usia 18 tahun akan diizinkan untuk meninggalkan serta pria di atas usia 40 tahun. Namun, mereka antara usia 18 dan 40 tahun akan memerlukan visa Mesir , "katanya.
"Visa akan datang dari Ramallah. Sumber-sumber di Hamas mengatakan, mereka telah diberitahu oleh pihak berwenang Mesir selama beberapa minggu terakhir bahwa Mesir bermaksud untuk membuka semacam kantor perwakilan di wilayah Gaza, sehingga orang bisa mendapatkan visa dari sana. "
Keputusan yang diambil para pemimpin baru Mesir, terutama kalangan militer, merupakan langkah pembalikan yang dilakukan Presiden Hosni Mubarak, yang telah membatasi orang dan barang melalui perbatasan Mesir-Gaza, akibat tekanan Israel dan AS.
Kekhawatiran untuk Israel
"Salah satu masalah terbesar bagi warga Gaza selain kekurangan makanan dan persediaan obat-obatan, adalah dampak psikologis terhadap 1.5 juta rakyat di wilayah yang diblokade, dan sekarang mereka dapat bergerak bebas. Tidak diragukan lagi jika perbatasan dibuka secara bebas untuk semua warga, nantinya akan ada arus besar Palestina yang ingin keluar, dan ini pertama kalinya, sejak mereka diblokade, dan akan rakyat di wilayah itu akan berebut keluar menuju Mesir "
Setahun yang lalu Israel mengurangi dengan drastis pengiriman kargo yang memasukki Gaza, tetapi masih sangat membatasi masuk dan keluar warga Gaza melalui utara menyeberang ke Israel.
Persimpangan kebanyakan telah ditutup, sejalan dengan blokade Israel di Jalur Gaza, sejak 2007 ketika Hamas mengambil alih wilayah pesisir. (mh/aljz)